BANTEN RAYA.COM- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengklaim jika angka inflasi dan cadangan pangan di Banten masih terkendali.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), pada Senin (21/10/2024).
Ia mengatakan bahwa, inflasi di Provinsi Banten sejauh ini masih relatif terkendali dan dalam angka yang cukup baik. Meskipun, kata dia, angka rata-rata inflasi di Banten masih berada di atas angka rata-rata nasional sebesar 1,89 persen.
“Pada September 2024, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Banten berada di angka sebesar 2,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,46. Secara umum, inflasi kita masih terkendali, karena kita berpedoman pada apa yang telah diamanatkan oleh BI terkait inflasi itu di 2,5 persen plus minus 1,” kata Al Muktabar.
Al Muktabar menyampaikan, saat ini pemerintah daerah mendapat arahan dari Pemerintah Pusat terkait pengendalian inflasi, khususnya mengenai sejumlah komoditas pangan yang mengalami fluktuasi harga.
“Inflasi ini sebuah pengendalian, apabila marginnya terlalu tinggi, maka akan masalah dan kalau terlalu rendah juga masalah. Ibarat seperti denyut nadi, maka kita selalu mencari titik keseimbangan,” jelasnya.
Baca Juga: Realisasi PBB-P2 Rendah, Nanang Saefudin Ancam Geser Lurah
“Karena, kalau harga terlalu tinggi, maka masyarakat akan kesulitan untuk membeli. Tapi, kalau harga terlalu rendah juga kasihan para petani kita tidak memperoleh margin. Makanya kita perlu lakukan penyeimbangan tadi, agar tetap terjaga,” tambahnya.
Al Muktabar juga menuturkan, saat ini terdapat sejumlah komoditi pangan yang menjadi catatan dalam pengendalian inflasi. Diantaranya adalah dari beras, cabai, bawang merah, minyak goreng dan beberapa komoditi lainnya.
Kendati demikian, Al Muktabar mengklaim jika ketersediaan pangan milik Pemprov Banten masih tersedia dan dalam kondisi stok yang aman. Sehingga, apabila terjadi bencana sosial, maka sudah siap untuk digulirkan.
“Dari aspek pangan beras, kita relatif cukup baik dan kita kerap menggulirkan cadangan beras kepada masyarakat. Sehingga pengendalian harga benar-benar stabil. Perlu diingat juga bahwa kita memperoleh bantuan fiskal dari pemerintah pusat, yang itu (dana,-red) kita pergunakan untuk menambah ketersediaan stok pangan kita. Jadi, secara aspek pangan kita masih cukup dan siap digulirkan bilamana dibutuhkan,” ucapnya.
“Adapun beberapa komoditi lain yang mengalami anjloknya harga, seperti bawang merah. Itu tidak terjadi di kita, karena kita hampir sebagian besar komoditas bawang merah itu berasal dari luar daerah. Sehingga, itu tidak terlalu berpengaruh terhadap petani-petani kita,” sambungnya.
Sementara itu, dalam arahannya, Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir, meminta agar seluruh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar melakukan intervensi terhadap komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga.
Baca Juga: Dituntut 5,3 Tahun Korupsi Uang Pajak Eks Pegawai Kantor Pos Minta Dibebaskan
“Saya mohon kita jangan sampai kendor ya dan kita harus terus antisipasi agar harga-harga tidak meningkat. Cek ke lapangan apa yang menjadi penyebab kenaikan harga,” ujarnya.(***)