BANTENRAYA.COM – Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau GMII Kota Cilegon bersama KPU Kota Cilegon menggelar sosialisasi Pilkada Kota Cilegon 2024.
Dimana tema dalam acara yang digelar GMII Kota Cilegon tersebut yakni Tantangan Menciptakan Demokrasi Subsatansial dalam Pilkada Kota Cilegon.
Ketua GMII Kota Cilegon Hadi Rusmanto menjelaskan, sosialisasi dimaksudkan untuk mengampanyekan demokrasi subsatnsial.
Dimana, para pemilih diajak menyalurkan hak pilihnya secara rasional bukan uang dan iming-iming lainnya.
“Kami ingin minimal mahasiswa ini punya bekal memilih dengan pertimbangan pemikiran yang rasional bukan karena uang dan iming-iming lainnya,” katanya, Kamis 10 Oktober 2024.
Menurut Hadi, mahasiswa perlu menjadikan demokrasi substansial sebagai pondasi menjalankan sistem yang ideal.
Baca Juga: Cek Jadwal Pelaksanannya! Debat Calon Walikota Serang Jangan Melenceng dari RPJMD
Sebab kata dia, mahasiswa ini adalah generasi penerus yang harus melawan sistem money politik yang kebanyakan hadir dalam pemilihan, baik itu pemilu atau pilkada.
Finalnya, imbuh Hadi, akan terbentuk pemimpin yang ideal karena dipilih secara rasional berdasarkan gagasannya buka kekuatan finansialnya.
“Sama seperti KPU. Bagaimana membangun Pemilih Cerdas melahirkan pemimpin berkualitas,” tegasnya.
Baca Juga: Antisipasi Dampak Bencana, Al Muktabar Minta Warga Banten Peka Baca Tanda-tanda Alam
Sosialisasi sendiri, papar Hadi, tidak kaku dilakukan di gedung dan kelas. Namun, konsep santai di cafe dan resto tempat anak-anak muda nongkrong.
“Kami ingin konsepnya tidak kaku. Karena kebanyakan Gen Z jadi biar lebih menarik,” paparnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Kota Cilegon Agung Kurniansyah yang hadir dalam acara menegaskan, pentingnya partisipasi pemilih, sehingga kaum muda dan mahasiswa bisa menyalurkan hak pilihnya nanti di TPS.
Baca Juga: Urai Kemacetan di Simpang Tol Cilegon Timur, Jadi Perhatian Calon Walikota Cilegon Isro Mi’raj
“Selain memilih secara rasional terpenting adalah menyalurkan hak pilihnya. Jangan sampai mahasiswa dan kaum muda menjadi apatis terhadap demokrasi,” tegasnya.
Selain mahasiswa, papar Agung, sosialisasi terus dilakukan kepada semua kalangan, santri, tokoh masyarakat kaum perempuan dan lainnya.
“Sosialisasi terus berjalan, termasuk kepada pemilih pemula di sekolah setingkat SMA dan lainnya,” pungkasnya. ***