BANTENRAYA.COM – Patah hati ternyata tidak hanya berdampak pada emosi, kondisi medis yang dikenal sebagai Broken Heart Syndrome atau Kardiomiopati Takotsubo bisa menyebabkan gangguan serius pada jantung.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan ayosehat.kemkes.go.id sindrom ini pertama kali ditemukan di Jepang pada 1990 dan dinamai Takotsubo, karena bentuk jantung penderita menyerupai perangkap gurita tradisional.
Kondisi tersebut terjadi ketika seseorang mengalami stres emosional atau fisik yang berat, sehingga tubuh melepaskan hormon adrenalin berlebihan.
Akibatnya, sebagian otot jantung melemah sementara bagian lainnya bekerja normal, menimbulkan gejala mirip serangan jantung.
Baca Juga: Gandeng Asklin, Klinik Swasta di Kabupaten Serang Kini Layani 11 Jenis Imunisasi
Menurut informasi dalam laman tersebut, gejala sindrom ini antara lain nyeri dada, sesak nafas, hingga kondisi yang membuat pasien sering disangka terkena serangan jantung.
Namun berbeda dengan serangan jantung, pada penderita Broken Heart Syndrome umumnya tidak ditemukan penyumbatan arteri.
Faktor risiko utamanya adalah stres emosional mendalam, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau tekanan hidup yang berat.
Menariknya, sindrom ini juga bisa dipicu oleh kejutan positif, misalnya memenangkan undian besar. Wanita menopause disebut lebih berisiko, meski kondisi ini dapat dialami siapa saja.
Baca Juga: Pemkab Lebak Tolak Mentah-mentah Proposal Kerja Sama Pembuangan Sampah dari Kabupaten Serang
Kemenkes menegaskan, meski sebagian besar pasien bisa pulih dalam beberapa minggu, komplikasi tetap mungkin terjadi, mulai dari gangguan irama jantung, gagal jantung, hingga kematian mendadak pada kasus tertentu.
Masih mengutip informasi dari laman tersebut, pengobatan untuk Broken Heart Syndrome biasanya melibatkan obat-obatan yang digunakan untuk terapi gagal jantung, seperti beta-blocker dan ACE inhibitor.
Selain itu, pengendalian stres melalui terapi psikologis, olahraga, meditasi, hingga menjaga hubungan sosial yang sehat juga sangat dianjurkan.
“Broken Heart Syndrome menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan mental dan mengelola stres sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Trauma emosional terbukti dapat berdampak langsung pada fungsi jantung,” tutup Kemenkes dalam laman resminya.***