BANTENRAYA.COM – Viraha Avalokitesvara merupakan tempat peribadatan umat Budha yang ramai dikunjungi saat perayaan hari Raya Imlek di Banten.
Terletak di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, wilayah Banten Lama, bangunan ini menjadi sejarah betapa kuatnya nilai toleransi beragama pada saat itu.
Tidak hanya itu, ada sederet fakta menarik untuk diketahui tentang Viraha Avalokitesvara yang berhadapan dengan benteng Spelwijk tersebut.
Bantenraya.com melansir dari website Dinas Pariwisata Banten, inilah beberapa fakta sejarah tentang Vihara Avalokitesvara.
Baca Juga: Perankan Bae Jeong Min di A Shop For Killers, Ini Profil Park Ji Bin Lengkap dengan Instagram
1. Vihara Tertua di Banten
Konon, vihara ini sudah dibangun sejak abad ke 16. Hal ini berkaitan dengan Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Tokoh penyebar islam di tanah Jawa ini memiliki istri yang masih keturunan kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien.
Melihat banyak pengikut putri yang masih memegang teguh keyakinannya, Sunan Gunung Jati membangun vihara pada tahun 1542 di wilayah Banten, tepatnya di Desa Dermayon dekat dengan Masjid Agung Banten.
Namun, pada tahun 1774 vihara dipindahkan ke Kawasan Pamarican hingga sekarang.
Versi lain menyebutkan, vihara ini dibangun pada tahun 1652. Yaitu pada masa emas kerajaan Banten saat dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Saksi Bisu Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau
Vihara yang megah tersebut, ternyata memiliki cerita menarik yang berkaitan dengan meletusnya gunung krakatau, dan hal itu dituliskan dalam bahasa dan aksara China yang juga diterjemahkan kedalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Cerita itu dipajang di dinding salah satu sudut vihara, berikut terjemah bahasa Indonesianya.
Pada tanggal 27 Agustus th 1883, gunung Krakatau dengan ketinggian kurang lebih 2600 m pukul 02.56 dini hari mendadak meletus dengan dahsyatnya, suara gemuruh mengagetkan penduduk sekitarnya, hancuran debu dan batu beterbangan mencapai ribuan kilo meter jauhnya.
Langit pun tampak hitam pekat. Walaupun menjulurkan tangan dan kelima jari tak tampak. Asap dan debu membumbung tinggi sampai 30.000 kilometer.
Bahkan siang bagaikan malam. Pulau di sekitarnya amblas tertutup lahar bercampur air laut, tingginya lahar sampai 135 meter, ratusan desa musnah menewaskan 3800 orang. Dalam radius ratusan kilometer bagaikan rumah hantu.
Baca Juga: Series Cinta Pertama Ayah Berapa Episode? Simak Jadwal Tayang hingga Tamat
3. Memiliki Luas 10 Hektar
Vihara Avalokitesvara memiliki luas mencapai 10 hektar dengan altar Dewi kwan Im sebagai Altar utamanya.
Di altar ini terdapat patung Dewi Kwan Im yang berusia hampir sama dengan bangunan vihara tersebut.
Selain itu di sisi samping kanan dan kiri terdapat patung dewa-dewa yang berjumlah 16 dan tiang batu yang berukir naga.
Kelenteng yang pernah terbakar pada tahun 2009 ini juga memiliki ukiran yang menceritakan bagaimana kejayaan Banten Lama saat masih menjadi kota pelabuhan yang ramai.
Terletak di samping vihara, ukiran ini juga menceritakan bagaimana vihara ini digunakan sebagai tempat berlindung saat terjadi tsunami beserta letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Baca Juga: Layani Sunat Panggilan, Rumah Sunat dr Mahdian Tawarkan Diskon Hingga 20 Persen
4. Keajaiban Vihara Avalokitesvara
Walaupun pernah mengalami musibah, bentuk dan isi yang ada di dalam vihara masih dijaga keasliannya oleh pihak pengelola.
Bahkan bangunan vihara ini masih terlihat kokoh layaknya bangunan baru dengan warna merahnya yang khas.
Demikian sederet fakta sejarah tentang Vihara Avalokitesvara tertua di Banten.***