BANTENRAYA.COM – Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau ISPA menjadi penyakit paling mendominasi di Kota Cilegon.
Jumlah pemderita ISPA pada 2022 mencapai puluhan ribu.
Data yang dihimpun Banten Raya dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Cilegon, penyakit paling banyak diderita warga Kota Cilegon sepanjang 2022 dari Januari hingga November ialah ISPA mencapai 37.770 kasus.
Kemudian diikuti hipertensi dengan jumlah 19.595 kasus. Dua penyakit tersebut paling banyak dialami warga Kota Cilegon.
Meski ada penyakit lain yang juga diderita warga Kota Cilegon seperti flus, alergi, diabetes mellitus, dan beberapa penyakit lain, jumlahnya masih dibawah penyakit ISPA dan hipertensi.
Kepala Bidang Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kota Cilegon Febri Naldo mengatakan, penyakit ISPA disebabkan bakteri atau virus.
Selain itu, ada faktor pendukung seperti kondisi udara maupun cuaca.
Baca Juga: Lima Terdakwa Korupsi di Anak Perusahaan Pertamina Dituntut Tinggi
“Upaya yang kita lakukan itu sosialisasi, meningkatkan pengetahuan masyarakat Kota Cilegon tentang penyakit ISPA. Kedua, masyarakat meningkatkan gizi,” ujar dia.
Ketigaz status imunisasi harus lengkap, agar kekebalan tubuh melawan penyakit. Keempat, ventilasi sebagai sirkulasi udara di rumah, sirkulasi udara bagus itu bisa meminimalisir,” kata Febri ditemui di Kantor Dinkes Kota Cilegon, Selasa, 5 Desember 2022.
ISPA sendiri menyerang berbagai rentang usia. Namun, paling banyak menular kepada balita maupun lansia.
“Yang sangat gampang penularan pada anak balita, karena sistem kekebalan tubuh. Kedua lansia, karena kekebalan tubuh sudah menurun,” ungkapnya.
Baca Juga: Obat Berbahaya Penyebab Gagal Ginjal Akut Dimusnahkan di Cilegon
Pria yang juga bergelar dokter ini mengatakan, data yang diperoleh Dinkes Cilegon berasal dari kunjungan pasien ke Puskesmas maupun ke rumah sakit yang dilaporkan ke Dinkes Kota Cilegon.
Namun, data kunjungan pasien tersebut tidak menutup kemungkinan adanya warga luar Kota Cilegon yang berobat di rumah sakit yang ada di Cilegon, tetapi jumlah tersebut tidak dominan.
“Tidak semua yang berkunjung ke rumah sakit atau Puskesmas di Cilegon adalah warga Cilegon, jadi data itu tidak semuanya warga Cilegon,” tuturnya.
Febri menjelaskan, dalam pencegahan ISPA juga pihaknya meminta masyarakat memenuhi gizi dan pola tidur selama 8 jam.
Baca Juga: 2 Pelajar SMP Tersangka Tawuran
Jika gizinya tercukupi dan istirahat cukup, cenderung lebih kebal dari serangan penyakit.
“Kalau prnyakit hipertensi berada di posisi kedua. Kalau hipertensi banyak faktor, bisa jadi pikiran stres, atau ada penyakit lain, penyakit jantung, atau faktor keturunan. Kalau hipertensi tidak menular,” terangnya.
Febri mengingatkan agar warga Cilegon menjaga kesehatan agat tidak memiliki penyakit hipertensi.
“Kalau sudah kita screening kita nyatakam hipertensi harus berobat, beratnya harus dijaga,” katanya.
Selain dua penyakit tersebut, kata Febri, ada beberapa penyakit lain tetapi jumlahnya juga tidak sebanyak ISPA dan hipertensi.
Pada pertengahn 2022 lalu, pihaknya juga mulai mewaspadau gagal ginjal akut pada anak, tetapi hingga saat ini belum ada temuan.
“Kalau covid-19 dalam dua bulan ini ada peningkatan. Ada yang meninggal, tapi itu ada komorbidnya,” imbuhnya.
Penanggungjawab Penanganan Hipertensi di Dinkes Cilegon Babay Kurniawati mengatakan, hipertensi lantaran adanya pola hidup maupun pola makan yang tidak baik.
Baca Juga: Isi Pasal di RKUHP yang Dinilai Ringankan Hukuman Koruptor, Penjara Paling Singkat 2 Tahun
“Ditambah orang zaman sekagang jarang gerak, karena banyaknya kemajuan transportasi dan teknologi,” ujarnya.
Babay menambahkan, penyuluhan pencegahan hipertensi dilakukan melalui Puskesmas ke lingkungan-lingkungan maupun melalui media sosial milik Dinkes Cilegon.
“Untuk mencegahnya cek kesehatan, hindari asap rokok, rajin aktivitas, diet seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres,” paparnya.***


















