BANTENRAYA.COM – Dalam sebulan, lebih dari 250 kontainer produk hasil perikanan diekspor ke luar negeri.
Ekspor dilakukan terhadap ikan olahan seperti udang vaname, rumput laut, telur ikan pollock, tepung rumput laut, serta kulit ikan hiu, kulit ikan pari, sirip ikan hiu, dan gelembung ikan renang.
Hasil olahan ikan yang diekspor dalam bentuk frozen.
Data yang diperoleh Banten Raya dari Stasiun Karantina Ikan dan Pengendali Mutu atau KIPM Merak, pada 2022 ini dari Januari hingga Oktober telah melakukan sertifikasi terhadap ikan atau olahan ikan yang diekspor.
Baca Juga: Argentina Menang dan Arab Saudi Tumbang, Persaingan Grup C Piala Dunia 2022 Makin Panas hingga Akhir
Udang vaname frozen sebesar 29.915.547 kilogram, kulit ikan pari 23.506 kilogram, sirip ikan hiu sebesar 18.502 kilogram, tepung rumput laut 102.903 kilogram, telur ikan pollock sebesar 360 kilogram, bibit udang vaname 465.300 kilogram, induk udang vaname sebesar 304 kilogram, pakan udang 14 kilogram.
Kepala Stasiun KIPM MErak Iromo melalui Kasubsi Pengawasan Pengendalian dan Informasi Muklasin mengatakan, ekspor yang disertifikasi Stasiun KIPM Merak merupakan ekspor produk perikanan yang lokasinya di wilayah Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Lebak dan Pandeglang.
“Saat ini, ekspor kita lebih didominasi hasil perikanan, bukan ikan segar atau hidup, tetapi bentuk olahan,” kata Muklasin, Kamis, 24 November 2022.
Baca Juga: Belum Mau Menyerah, Bang Edi Tak Kenal Kata Damai dan Bakal Makin Brutal di Preman Pensiun 7?
Muklasin mengatakan, saat ini ada delapan perusahaan atau Unit Pengolahan Ikan yang tersertifikasi oleh Stasiun KIPM Merak.
Tujuan ekspor meliputi Amerika Serikat, China, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara Uni Eropa.
“Tapi dari beberapa itu, paling dominan adalah ke Amerika Serikat. Sedangkan produk, paling dominan adalah udang vaname, ada dalam bentuk frozen ada bentuk sudah dimasak atau ada penambahan bumbu,” ungkapnya.
Muklasin mengungkapkan, dalam sebulan rata-rata sekitar 25- sampai 270 kontainer. Dalam satu container rata-rata berisi 16 ton ikan.
Baca Juga: Masa Sanggah Seleksi PPPK Tenaga Kesehatan 2022 Ditutup, Apa Tahapan Selanjutnya?
“Itu saat ini rata-rata ekspor kita ke luar negeri. Saat ekspor kita memberikan jaminan dengan sertifikasi sesuai dengan jaminan mutu Kesehatan ikan, kita lakukan penilaian, inspeksi berkala,” ujarnya.
Kata Muklasin, delapan unit pengolahan ikan yang saat ini aktif melakukan ekspor, semuanya saat ini berada di wilayah Kabupaten Serang.
“Ada di Cikande, Jawilan, dan Puloampel,” paparnya.
Menurut Muklasin, semua makhluk hidup yang fase hidupnya di air, atau Sebagian hidupnya di air.
Baca Juga: Porprov Banten Belum Usai, Jumlah Perolehan Medali Kontingen Pandeglang Sudah Lampaui Porprov 2018
Selain ikan, juga rumput lain harus melalui sertifikasi.
“Kalau untuk yang pengiriman domestic seperti ikan layang, ikan kembung, banyak dikirim ke wilayah sumatera. Dalam sehari bisa 40 sampai 50 hari pengiriman,” urainya.
Ikan yang disertifikasi di wilayah Stasiun KIPM Merak, lanjut Muklasin, barangnya bukan berasal dari Banten saja.
Seperti udang vaname yang akan diekspor, ada dari daerah lain seperti Sumatera, maupun beberapa provinsi di Pulau Jawa.
“Tetapi yang melakukan pengiriman Unit Pengolahan Ikan di wilayah kerja kita, jadi kita yang melakukan sertifikasi,” terangnya.***