BANTENRAYA.COM – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Pengembangan Desa Binaan Tahun 2022.
Progtam pengembangan desa dari UPI itu berjudil UpayaPelestarian Ekosistem Pesisir Melalui Penyuluhan dan Aneka Olahan Buah Mangrove di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Kegiatan dati UPI itu sendiri digelar pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Baca Juga: Dibanderol Rp 2 Jutaan, OPPO A57 Masih Terlaris di Bulan Agustus
Dari keterangan tertulis UPI, mangrove sendiri adalah formasi tumbuhan spesifik dan biasanya tumbuh serta berkembang di daerah tropis dan subtropis yang terlindung.
Hutan mangrove sering disebut hutan bakau karena keberadaan yang sering ditemui salah satu jenis mangrove yakni Rhizophora sp. (bakau).
Biasanya hutan mangrove tumbuh di pesisir pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut.
Baca Juga: Jadwal Tayang dan Link Nonton Serigala Terakhir 2 Episode 4 Bukan Telegram atau LK21
Mangrove memiliki fungsi sebagai pelindung abrasi, pelindung gelombang tinggi atau tsunami, penghasil oksigen dan penyerap gas karbon dioksida lima kali lebih tinggi dibandingkan hutan darat tropis.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021, diketahui bahwa total luas mangrove Indonesia seluas 3.364.076 hektare.
Sementara untuk Provinsi Banten Luas mangrove yang berada di Kabupaten Banten sekitar 681,86 hektare, dengan penyebaran terbesarnya berada di Kecamatan Tirtayasa dan Pontang.
Baca Juga: Terharu, Ojol Ini Kumpulan Uang Tip dari Kostumer Buat Beli Kue Ultah untuk Orang Tak terduga
Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa memiliki potensi sumberdaya mangrove yang cukup besar khususnya pada buah mangrove yang berbuah sepanjang tahun.
Namun dalam kenyataannya masyarakat Desa Lontar masih tidak berdaya dalam mengembangkan potensi yang ada karena kurangnya pengetahuan.
Bahkan masyarakat sekitar masih menganggap buah mangrove tidak memiliki manfaat sehingga dibiarkan begitu saja.
Baca Juga: Bakal Naik Pekan Depan, Simak Perbandingan Harga BBM Pertamina dengan Shell
Selain itu, buah mangrove juga dianggap sebagai sampah oleh masyarakat. Padahal buah mangrove memiliki banyak vitamin dan kaya akan karbohidrat.
Menyikapi persoalan tersebut tim PkM UPI dalam Pengembangan desa binaan menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan olahan buah mangrove sebagai salah satu inovasi baru bersama ibu-ibu PKK di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa.
Dosen Program Studi Sistem Informasi Kelautan UPI selaku ketua tim PkM La Ode Alam Minsaris dalam sambutannya mengatakan, di dalam kegiatan ini pihaknya mengikutsertakan dua dosen.
Baca Juga: Link Download Minecraft PE 1.19.20.24 Gratis di HP Android Terupdate, Resmi dari Mojang Studios
Keduanya adalah dosen Program Studi Logistik Kelautan yaitu Rubby Rahman Tsani dan Maruf serta Kiffah Kayyisah Ahmad mahasiswa Sistem Informasi Kelautan angkatan 2019 dan Permata Sari Diah Zuhariyah mahasiswa Logistik Kelautan 2020.
“Di pengabdian ini kita mencoba selain menjaga ekosistem mangrove, tetapi juga memanfaatkan mangrove menjadi olahan yang dapat dikonsumsi” ucapnya.
Beliau menjelaskan hal tersebut agar masyarakat di Desa Lontar memahami manfaat dan fungsi dari buah mangrove untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan dapat menambah pendapatan keluarga.
Baca Juga: 2 Mantan Pejabat Dindikbud Banten Divonis 16 Bulan Penjara, Kasus Korupsi Komputer UNBK Rp25 Miliar
Selanjutnya disampaikan Rubby Rahman Tsani pada saat sosialisasi kegiatan PkM Pengembangan Desa Binaan Tahun 2022, untuk bersama-sama menciptakan nilai tambah dari buah mangrove sebagai oleh-oleh khas Desa Lontar.
Ia berharap ibu-ibu PKK yang hadir dapat menciptakan nilai tambah, menjadi olahan buah mangrove yang bergizi dan mempunyai nilai jual tinggi, serta sebagai oleh-oleh yang identik/khas dari Desa Lontar.
Begitupun dengan pak Pendi selaku koordinator antar UPI dengan Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa.
Beliau menjelaskan bahwa masyarakat Desa Lontar belum pernah mengolah buah mangrove menjadi aneka makanan ataupun minuman.
Ini menjadi peluang yang bagus karena para dosen dan mahasiswa UPI datang untuk mensosialisasikan aneka olahan dari buah mangrove.
Kegiatan dilanjut dengan praktek mengenai olahan buah mangrove jenis Rhizophora mucronata yang banyak ditemukan didaerah sekitar Desa Lontar, yang dijadikan sebagai minuman sari buah mangrove dan agar-agar buah mangrove.
Baca Juga: Arti Lirik Lagu Sikok Bagi Duo dalam Bahasa Indonesia yang Sedang Viral di TikTok
Diawali dengan penjelasan oleh para mahasiswa mengenai langkah-langkah dalam pembuatan sari buah mangrove dan agar-agar buah mangrove.
Kemudian ibu-ibu PKK sebagai peserta yang terdiri dari 14 orang dikelompokan menjadi 3 kelompok.
Dengan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, 3 kelompok tersebut memulai praktek mengolah dengan masing-masing dari kelompok menggunakan cara yang berbeda dalam mengeluarkan sari buah mangrove.
Baca Juga: Beredar Video Uang Dollar Berkoper-koper Diduga di Rumah Ferdy Sambo, Benarkah Ada Temuan?
Ibu-ibu PKK sangat antusias pada saat kegiatan berlangsung, terbukti dari banyaknya diskusi mengenai olahan-olahan lain yang dapat dibuat dari buah mangrove yang nantinya akan mereka coba kembangkan.
Ibu-ibu PKK juga merasa jika memiliki suatu yang dapat menjadi ciri khas dari Desa Lontar seperti olahan buah mangrove ini akan membanggakan dan menjadikan mereka dapat memanfaatkan ekosistem mangrove yang memang berlimpah di Desa Lontar. ***