BANTENRAYA.COM – Membaca tahlil atau tahlilan adalah ibadah kepada Allah karena tahlil lafalnya adalah La ilaha illallah artinya tiada tuha selain Allah.
Tidak ada yang salah melakukan tahlilan tapi kalau tahlilaln dilakukan dalam acara kematian misalnya dan dihubungkan dengan ibadah tertentu kalau lagi takziah, ini yang butuh bahasan.
Soal ini Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, meletakkan sebuah ibadah atau menghubungkan satu ibadah dengan ibadah yang lain butuh dalil penyambung.
Baca Juga: 7 Kenangan di Bulan Puasa dan Generasi 90-an Akan Merindukannya
Ustadz Khalid Basalamah kemudian mengatakan bertanya apakah membaca Al-Quran di rumah orang yang meninggal, pernah tidak dicontohkan Nabi?
“Baca Al-Quran’nya mulia, baca surah Yasin’nya mulia, berdzikirnya La ilaha illallah mulia, tapi dikerjakan pada saat orang meninggal cari dalil dulu baru anda kerjakan,” jelasnya.
Jadi jangan sampai kita mengira sudah beribadah, tapi (sebenarnya) tidak diterima oleh Allah.
“Allahu a’lam ini yang saya tahu, tentu teman-teman yang melakukan ini sudah punya dalil ya silahkan dikerjakan.”
Baca Juga: Ritual di Pantai Payangan yang Menewaskan 11 Orang Dilakukan Kelompok Tunggal Jati
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, ia tidak pernah menemukan dalil masalah itu.
“Yang saya tahu adalah kalau Nabi Muhammad sedang bertakziah, beliau yang datang membawa makanan, menyabarkan, mendoakan, pulang, itu yang ada dalam riwayat,” tegasnya.
Tapi kalau orang datang, baca, kenapa orang banyak-banyak baca Al-Qur’an, baca dzikir karena mereka pikir takziah itu untuk si mayit.
“Kan takziah ini definisinya adalah menghibur, mengurangi, atau menghilangkan sedihnya keluarga si mayit. Kalau si mayit teman-teman sekalian, dari pertama dia mati sampai kita mati , kita doakan.”
Baca Juga: Jawab Keluhan Warga, Disdukcapil Pemkab Tangerang Perluas Akses Layanan Masyarakat lewat Daring
Dikatakan Ustadz Khalid Basalamah tidak ada hubungannya dengan hari takziah.
“Karena dari pertama dia meninggal tanpa nunggu malamnya pun kita sudah harus doakan, kita shodaqohkan, kita berbuat ibadah untuknya, seperti itulah Wallahu a’lam,” bebernya. ***