BANTENRAYA.COM – Dalam menghadapi momen Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memastikan kondisi pangan di daerah masih dalam kondisi yang aman.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso yang menjelaskan bahwa meskipun keberadaan bencana di wilayah Sumatera sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan nasional. Akan tetapi, kata dia, distribusi pangan ke Banten tidak terdampak langsung.
“Kalau berdampak langsung ke Banten si ngga ya, tapi memang menjadi kekhawatiran nasional. Tapi kalau Banten insyaAllah aman,” kata Babar.
Ia menerangkan bahwa, inflasi Banten terus menunjukkan tren positif. Pada bulan November lalu, inflasi berada di angka 2,56 persen, turun dari 2,7 persen pada Oktober. Namun, ia menekankan bahwa pengendalian tetap diperlukan karena sejumlah komoditas mulai terdampak faktor cuaca.
Saat ini, kata Babar, terdapat dua komoditas yang mengalami kenaikan harga, yakni cabai rawit merah dan cabai merah keriting secara nasional.
“Karena kita Banten bukan daerah produsen, suplai kedua komoditas ini masih bergantung pada pasokan luar daerah. Untuk mengendalikan ini perlu diatasi melalui stabilisasi harga,” ujarnya.
BACA JUGA : Ade Sumardi Bertahan Pimpin PDI Perjuangan Banten, Asep Rahmatullah Digeser
Babar mengatakan, guna memperkuat suplai jelang Nataru, pihaknya akan mengoptimalkan peran distributor serta kerja sama antardaerah. Pemerintah kabupaten dan kota, kata Babar, juga akan dilibatkan untuk menjaga kelancaran distribusi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
“Seperti misal Kota Serang, mereka mulai memperkuat stok bahan pangan untuk kebutuhan darurat. Dan kita juga minta ke daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa. Karena kalau dampak ke Banten secara langsung itu tidak, tapi kan secara nasional menjadi persoalan tersendiri dan kita harus terus antisipasi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa, beberapa komoditas lain seperti telur dan daging ayam tetap berada dalam kondisi terkendali. Bulog, kata dia, disebut telah menyiapkan SPHP jagung sebagai dukungan bagi peternak.
“Banten untuk daging ayam Rp38.000–Rp39.000, masih di bawah Rp40.000. Kita jaga fluktuasinya, kemudian juga telur yang masih di bawah Rp30.000. InsyaAllah aman, kita terus antisipasi,” tandasnya.
Sementara itu, senada dengan Babar, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi, menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah menyiapkan kebijakan komprehensif guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga komoditas strategis. Langkah itu mencakup penguatan stok daerah, pelaksanaan operasi pasar murah, pemantauan harga harian, serta koordinasi bersama distributor untuk memastikan distribusi berjalan lancar.
“Misalnya penguatan stok dan cadangan pangan pemerintah daerah, termasuk komoditas beras, cabai, bawang merah, telur, dan daging,” kata Deden.
BACA JUGA : Atlet Popnas Banten Diganjar Bonus Puluhan Juta Oleh Gubernur Banten
Ia juga mendorong peningkatan produksi lokal melalui pendampingan petani dan penyediaan sarana produksi sebagai upaya menjaga suplai jangka panjang. Tantangan kondisi iklim yang tidak menentu disebutnya harus terus diantisipasi agar tidak mengganggu rantai pasok.
Deden menyampaikan bahwa, stabilitas pangan merupakan prioritas utama Pemprov Banten jelang perayaan akhir tahun. Ia menegaskan bahwa seluruh upaya pemerintah ditujukan untuk memastikan masyarakat dapat menyambut libur Nataru tanpa kekhawatiran terkait pangan.
“Upaya menjaga stabilitas pangan bukan hanya tugas rutin tahunan, tetapi bagian dari ikhtiar kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menekan inflasi, dan memastikan bahwa seluruh warga Banten dapat menyambut Natal dan Tahun Baru dengan aman, nyaman, dan penuh sukacita,” jelasnya. (***)
















