BANTENRAYA.COM – XLSmart mencatat tren positif dengan mengantongi laba sebesar Rp8,6 triliun pada kuartal pertama tahun 2025, capaian tersebut dibukukan sebelum merger dengan Smartfren (Xl Axiata).
Presiden Direktur and CEO XLSmart, Rajeev Sethi mengatakan, sepanjang kuartal pertama 2025, XL Axiata menghadapi tantangan yang tidak ringan.
Di mana kompetisi yang dihadapi XL Axiata berlangsung semakin ketat, daya beli masyarakat yang masih melemah dan berkurangnya mobilitas masyarakat selama periode jelang libur Lebaran.
Baca Juga: Masih Gelap-gelapan, 41.911 Rumah di Banten Masih Belum Teraliri Listrik
“Selain itu, kami juga harus memfokuskan untuk menyelesaikan proses penggabungan bisnis atau merger dengan Smartfren. Oleh karena itu, kami bersyukur masih tetap mampu meraih kinerja yang baik,” kata Rajeev dalam keterangan resminya kepada Bantenraya.com, Rabu 7 Mei 2025.
Rajeev menambahkan, pencapaian kinerja yang baik tersebut karena pertumbuhan bisnis mobile yang stabil, dengan strategi yang berfokus pada bisnisFixed Mobile Convergence (FMC).
“Kami juga berhasil meningkatkan jumlah pelanggan mobile sebesar 1,2 juta pelanggan secara tahunan,” imbuhnya.
Kemudian untuk jumlah pelanggan layanan Fixed Broadband (FBB) juga stabil mencapai lebih dari 1 juta pelanggan.
Hal tersebut merupakan faktor penting untuk terus mendorong dan memperkuat pertumbuhan bisnis FMC saat ini dan kedepan.
“Hingga akhir kuartal pertama 2025, total jumlah pelanggan XL Axiata mencapai 58,8 juta, dengan ARPU rata-rata penghasilan dari pelanggan campuran (blended) tetap di kisaran Rp40 ribu,” tutur Rajeev.
Baca Juga: Hanya Ada Kuota 72 Orang, 1.862 Honorer Bersaing Ikuti Tes PPPK Penuh Waktu
Selanjutnya, strategi transformasi digital yang dijalankan XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya.
“Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang sangat kuat hingga tiga bulan pertama 2025. Tercatat lebih dari 35,7 juta pelanggan yang aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) mencapai 18 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Rajeev.
Tingkat penggunaan MyXL dan AXISNet menunjukkan semakin meningkatnya pengalaman pelanggan dan monetisasi oleh XL Axiata melalui pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pelanggan.
Baca Juga: Wagub Banten Soal Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer: Ada yang Kurang Menurut Kami……
Aplikasi MYXL dan AXISNet mengalami peningkatan kontribusi pendapatan hingga 21%. Salah satunya dengan diluncurkannya fitur XL Circle yang ada di aplikasi MyXL
Posisi keuangan XL Axiata sehat per kuartal pertama 2025, utang kotor tercatat di angka Rp13,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,51x.
Utang bersih tercatat sebesar Rp11,6 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD.
Baca Juga: Tata Jalur Protokol, Robinsar Bakal Perbanyak Spot Nongkrong Warga Cilegon
“Sebesar 64 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 36 persen memiliki suku bunga tetap,” ucapnya.
“Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 28 persen, menjadi Rp 3,08 triliun,” kata Rajeev.***



















