BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota atau Pemkot Tangerang berupaya maksimal mendorong penyerapan hasil panen petani.
Pemkot Tangerang menjadi penghubung antara Bulog dengan petani, agar hasil panen para petani bisa dibeli Bulog.
Di mana, hasil petani di Kota Tangerang yang berpeluang dibeli Bulog yakni padi dan jagung pipil.
Langkah Pemkot Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan atau DKP diklaim sebagai upaya memaksimalkan pembangunan ketahanan pangan di Kota Tangerang.
Kepala DKP Kota Tangerang Muhdorun menjelaskan, lewat kerja sama antara petani dan Bulog, Pemkot Tangerang akan mengoptimalkan penyerapan gabah beras di tingkat petani lokal Kota Tangerang, yaitu petani padi maupun jagung pipil.
Baca Juga: 3 Meteri Sepakat Libur Sekolah Puasa Satu Pekan, Begini Penjelasannya
Pemkot Tangerang memertemukan Bulogdengan petani dan Kelompok Tani atau Poktan dalam pengadaan dalam negeri.
“Selain itu, memberikan kontribusi melalui BULOG dalam rangka stabilitasi harga yang berkelanjutan. Dengan kerja sama atau mitra ini, dapat terlaksana pembelian produksi petani, mengolah dan memasarkan produksi petani kepada Bulug sesuai target pengadaan,” kata Muhdorun dikutip dari tangerangkota.go.id pada Rabu, 22 Januari 2025.
“Saat ini, petani dan BULOG sudah bertemu dan saling memaparkan keinginan dan kebutuhannya satu sama lain. Pertemuan pun langsung dihadiri Pimpinan Bulog Kantor Cabang Tangerang Omar Syarif dan program ini dalam waktu dekat akan segera berjalan,” paparnya.
Muhdorun mengatakan, dengan kerja sama antara Pemkot Tangerang dan Bulog, pihaknya dapat melakukan penyerapan gabah atau beras dari petani dengan kebutuhan yang tinggi.
Baca Juga: STKIP Syekh Manshur Meriahkan Isra Miraj, Diawali Tahlil dan Diakhiri Doa Bersama
Penyerapan hasil panen petani Kota Tangerang juga bisa menjadi stok pemerintah yang lebih maksimal.
Optimalisasi penyerapan gabah beras petani di Kota Tangerang selaras dengan program Asta Cita yang tengah digaungkan pemerintah Prabowo Subiantoi – Gibran Rakabuming Raka.
“Optimalisasi penyerapan gabah beras petani ini sebagai langkah penguatan cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2025. Sekaligus menjaga stabilitas harga di produsen atau petani lokal itu sendiri,” papar Muhdorun.***