BANTENRAYA.COM – Wilayah Provinsi Banten menjadi provinsi nomor 2 yang rawan radikal terorisme se-Iindonesia.
Provinsi Banten hanya berada di bawah Aceh yang menempati urutan pertama sebagai daerah yang rawan radikal terorisme.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten Amas Tadjuddin mengaku prihatin dengan ranking ini.
Baca Juga: TOK! Helldy Agustian Gandeng Alawi Mahmud Untuk Pilkada Kota Cilegon, Deklarasi Disiapkan
Karena itu, semua pihak harus bisa bahu-membahu agar Banten bisa keluar dari rankin tersebut.
“Banten rankin posisi 2 sebagai tingkat kerawanan radikal terorisme,” ujar Amas saat kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten “Jaga Kampus Kita” di kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten kampus 2 di Curug, Kota Serang, Kamis 4 Juli 2024.
Perankingan ini sendiri merupakan hasil penelitian yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2023.
Baca Juga: Kombinasi Politisi dan Birokrat, Golkar Usulkan Hasbi-Hari Duet di Pilkada Lebak 2024
Hingga saat ini belum ada penelitian terbaru yang melakukan pemeringkatan tentang kerawanan radikal terorisme.
Dalam penelitian itu juga terungkap, Kota Serang masuk sebagai pemasok teroris nomor wahid seindonesia.
Sementara Kota Cilegon masuk ke dalam daerah nomor 10 seindonesia daerah tujuan peledakan karena banyak objek vital nasional.
Baca Juga: Harga Sayuran Anjlok di Pasar Rangkasbitung, Pedagang Klaim Alami Kerugian Besar
Kepala Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Roedy Widodo mengatakan, saking tingginya potensi pemahaman radikal terorisme, dari 100 orang ada sekitar 30 orang yang terpapar pemahaman radikal.
Untuk menangkal pemahaman radikal terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme terus berupaya membangun daya tahan publik, melalui komunitas-komunitas, salah satunya dengan menggelar Penguatan Kampus Kebangsaan.
“Penguatan Kampus Kebangsaan dimaksudkan untuk membangun daya tangkal, daya tahan, daya cegah, dan daya lawan terhadap sikap intoleran, radikal, dan terosrimse,” katanya.
Baca Juga: BKKBN Turun Tangan Bantu Tangani Stunting di Kabupaten Serang
Karena saat ini merupakan tahun politik, penggunaan isu SARA dan isu agama untuk memobilisasi massa menurutnya harus bisa dicegah.
Bila tidak, maka akan berpotensi memecah belah persatuan yang ada di Indonesia.
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Wawan Wahyuddin mengatakan, sejak awal dia tegas menyatakan bahwa UIN harus menolak intoleran, radikal, dan terorisme.
Baca Juga: Polda Banten Limpahkan Berkas 5 Selebgram Promosi Judi Online ke JPU
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten memiliki komitmen untuk memberantas paham radikal dari kampus, membuat tim khusus yang menangani bila ada gerakan radikalisme, bahkan menyediakan pengaduan dan pelaporan bila ada aktivitas yang berbau radikalisme terorisme.
Wawan mengatakan, masyarakat Indonesia hari ini harus bersyukur karena tinggal menikmati kemerdekaan.
Adalah para orang tua bahkan nenek moyang yang berjuang agar Indonesia bersatu dan merdeka sehingga generasi hari ini seharusnya menikmatinya saja bukan malah membuat gerakan yang akan kembali membuat Indonesia terpecah belah. ***