BANTENRAYA.COM – Nelayan Pandeglang Selatan beberapa hari terakhir tidak pergi melaut. Hal itu disebabkan oleh cuaca buruk hingga mengakibatkan ombak tinggi.
Di musim paceklik ini, para nelayan mempertanyakan bantuan beras dari Pemerintah. Lantaran selama musim paceklik, para nelayan menganggur.
“Sudah empat hari saya enggak melaut. Sekarang lagi musim paceklik. Ikan juga susah ditangkap,” kata Mulya, nelayan perahu payang di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Senin 27 November 2023.
Baca Juga: 28 November Memperingati Hari Apa? Ternyata Ada 2 Hari Besar Nasional Ini
Wakil Ketua Paguyuban Nelayan Kecamatan Labuan, Herman mengatakan, sudah beberapa hari banyak nelayan yang tidak melaut. Sebab, jika dipaksakan melaut hanya menghabiskan biaya.
“Iya, sekarang lagi musim paceklik. Kalau pergi melaut biayanya besar. Untuk perahu kursin sekali berangkat harus punya uang Rp 12 juta untuk empat hari,” katanya.
“Uang ini buat perbekalan di laut, karena ABK (Anak Buah Kapal) yang ikut 20 sampai 25 orang,” terangnya.
Baca Juga: Preview Pertaruhan The Series 2 Episode 7: Bisnisnya Kumala Kembali Diserang, Ical Ditangkap?
Dia menyebut, beberapa hari terakhir ikan di alut susah ditangkap. Jika dipaksakan untuk melaut, kata dia, hanya menghambur-hamburkan biaya.
“Kalau lagi musim paceklik ikan susah ditangkap. Jadi kalaupun kami beroperasi, ya, kami habis-habisin bahan bakar saja,” ujarnya.
Dengan nelayan tidak melaut, Herman mempertanyakan, bantuan beras dari Pemerintah. Sebab, di musim paceklik, para nelayan tidak memiliki penghasilan.
“Biasanya ada bantuan beras. Tapi sekarang mah enggak ada. Semoga saja ada bantuan beras,” harapnya.
Selama tidak melaut, kata dia, para nelayan sibuk memperbaiki bagian-bagian kapal yang rusak, hingga memperbaiki jaring ikan yang rusak.
“Memang kalau untuk cuaca begini ya untuk perbaikan kerusakan kapal, sama jaring,” katanya. ***