BANTENRAYA.COM – Pantai Sawarna, selain menjadi destinasi alam yang viral, juga menyimpan kisah legendaris yang terhubung dengan tokoh Sangkuriang, seperti yang diyakini oleh masyarakat lokal.
Namun, apakah benar bahwa pada zaman dahulu Pantai Sawarna menjadi bagian dari legenda masyarakat Jawa Barat?
Artikel ini akan mengulas sejarah dan mitos Pantai Sawarna yang mungkin jarang diketahui banyak orang.
Baca Juga: Pengelola Tambang Nikel Ilegal di Kolaka Ditangkap, Diancam Denda Rp10 Miliar
Pantai Sawarna, yang menjadi destinasi alam yang sangat populer tahun ini, seringkali diabadikan dalam foto-foto indah yang diunggah oleh para pelancong di media sosial.
Sawarna adalah sebuah Desa Wisata yang terletak di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Destinasi ini menawarkan berbagai jenis wisata, termasuk pantai yang indah dan goa-goa yang cantik.
Namun, di balik keindahan Pantai Sawarna, tersimpan sebuah kisah legendaris yang terkait dengan Sangkuriang.
Baca Juga: Wanita Suka Cowok Bad Boy Buat Hubungan Jangka Pendek? Begini Penjelasan Menurut Ilmuan
Sangkuriang adalah tokoh dalam cerita rakyat dan legenda masyarakat Sunda. Kisah ini mencakup penciptaan Danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Legenda ini juga didukung oleh fakta geologi, menunjukkan bahwa orang Sunda telah tinggal di dataran tinggi tersebut sejak ribuan tahun sebelum Masehi.
Lalu, bagaimana kaitannya cerita pantai Sawarna dengan Sangkuriang?
Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri jadi Tersangka Korupsi, Prediksi Novel Baswedan Terbukti
Berdasarkan informasi yang dikutip oleh Bantenraya.com dari berbagai sumber, mitos tentang Pantai Sawarna dan Sangkuriang muncul pada masa penjajahan Belanda di daerah Tanjung Layar, yang dulu dikenal sebagai Java’s Eerste Punt atau “ujung pertama Pulau Jawa”.
Cerita ini terkait dengan dua karang raksasa yang menyerupai layar perahu, yang diyakini sebagai perwujudan dua kekuatan yang akan dijadikan kapal oleh Sangkuriang.
Kapal tersebut dibuat sebagai syarat agar Sangkuriang bisa menikahi Dayang Sumbi, yang tak disadari adalah ibu kandungnya sendiri.
Namun, Sang Hyang Widi murka atas keinginan Sangkuriang yang menikahi ibunya.
Akibatnya, seluruh peralatan kapal, termasuk kedua layarnya, dihancurkan. Kapal tersebut dikisahkan ditendang ke utara dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu, sementara layarnya ditendang ke selatan dan membentuk Tanjung Layar.
Legenda ini juga mencakup jejak kaki Kabayan, sebuah karang di sekitar Tanjung Layar yang berbentuk seperti pijakan kaki.
Demikianlah mitos yang melingkupi cerita Pantai Sawarna dan Sangkuriang, menjadi warisan melegenda bagi masyarakat setempat.***