BANTENRAYA.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 41 Universitas Primagraha (UPG) Kota Serang, melaksanakan berbagai program.
Program yang dilaksanakan KKM 41 UPG itun guna meningkatkan produktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Margaluyu, Kasemen, Kota Serang.
Ketua KKM 41 UPG Wildan Alfatah mengatakan, beberapa produk UMKM tersebut memiliki prospek yang menjanjikan guna mendorong perekonomian warga, adapun usaha tersebut meliputi keripik wader, pengerajin tas dan camilan mie lidi.
Baca Juga: Ketua DPRD Kota Serang Dukung Pedagang Lingkar Luar Ditarik ke Kawasan Pasar Induk Rau
Terutama membantu proses branding nama tas yang belum memiliki nama yakni Margaluxe sebagai nama resmi brand tas buatan warga Margaluyu.
“Kami fokus fokus pada pemberdayaan UMKM di bidang pemasaran digital, proses produksi, legalitas produk, dan branding,” katanya.
“Meskipun sudah ada yang mendapat pembinaan dari instansi lain namun kami ingin usaha ini bisa berkembang lagi,” kata Wildan kepada Bantenraya.com, Kamis 10 Juli 2025.
Baca Juga: Pemuda Desa Anyar Ciptakan Incinerator, Sampah Kini Bisa Disulap Jadi Uang
Lebih rinci, Wildan menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut berupa pelatihan pemasaran melalui platform marketplace seperti Shopee dan Tiktok shop agar pelaku UMKM bisa menjual produknya secara online.
“Dengan pelatihan kemasan modern dan story-telling produk, UMKM bisa meningkatkan nilai jual dan menarik minat generasi muda sebagai pasar baru,” imbuhnya.
Menurutnya, para pelaku UMKM merasa terbantu karena mendapatkan ilmu baru seputar pemasaran online, cara pengemasan yang baik, serta pentingnya legalitas seperti logo halal.
“Ibu-ibu pengrajin tas juga sangat antusias ketika dibuatkan identitas merek Margaluxe, karena hal ini menambah semangat dan kebanggaan atas produk lokal yang mereka hasilkan,” ungkapnya.
“Masyarakat juga mengapresiasi pendekatan mahasiswa yang ramah dan kolaboratif,” tutur Wildan.
Tidak hanya itu, KKM 41 UPG juga akan melakukan pembuatan media promosi visual, seperti katalog digital dan video singkat produk, termasuk kelas lanjutan pengelolaan keuangan usaha kecil, agar UMKM bisa mengatur modal, laba, dan investasi usaha.
Baca Juga: Antisipasi Penyakit, Daging Konsumsi Warga di Pandeglang Diperiksa Langsung Kementerian Pertanian
“Dalam jangka panjang, jika dikelola serius, Margaluyu bisa menjadi desa wisata edukatif UMKM di mana pengunjung bisa belajar membuat mie lidi, melihat proses produksi tas Margaluxe, hingga mencicipi langsung wader krispi yang digoreng segar,” ucapnya.
Dengan hadirnya brand Margaluxe untuk produk tas lokal, ini bisa menjadi langkah awal menuju produk kreatif khas Margaluyu.
Jika dikembangkan secara serius dengan desain yang mengikuti tren pasar, Margaluxe dapat menjadi produk unggulan desa bahkan kota.
Baca Juga: Heboh Dugaan Kasus Pelecehan di SMAN 4 Kota Serang, DPRD Banten Turun Tangan
“Dan untuk produk seperti mie lidi dan wader krispi memiliki peluang besar untuk dipasarkan lebih luas jika telah mengantongi sertifikasi halal, izin PIRT, dan label gizi sederhana. Sehingga berpeluang masuk ke pasar swalayan,” kata Wildan.***