BANTENRAYA.COM – Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadinya proses belajar tidak selalu harus ada orang yang mengajar.
Hal tersebut disampaikan Muhammad Nandang Sunandar, dosen UIN SMH Banten sekaligus fasilitator sekolah penggerak saat menjadi pembicara dalam kegiatan yang dilaksanakan SMA Negeri 1 Cikande.
Menurutnya, kegiatan belajar tidak dapat diwakili orang lain, harus dialami sendiri oleh peserta didik. Mengajar merupakan upaya untuk membuat orang lain belajar.
Baca Juga: Resep Fluffy Cheese Omelette, Ide Menu Buka Puasa dan Sahur yang Sat Set dan Anti Ribet
Proses pembelajaran adalah kemampuan kreativitas yang diperoleh melalui nalar, mengamati, bertanya, mencoba dan membentuk jaringan.
Masih dijelaskan Nandang, menurut Dyer, Jeff H. et Al, dua per tiga kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, sedangkan satu per tiganya berasal dari genetik.
Kebalikannya berlaku untuk memampuan intelegensia, yaitu satu per tiga dari pendidikan dan dua per tiga sisanya dari genetik.
Baca Juga: 5 Ibadah yang Utama di Bulan Suci Ramadhan 2025, Dijamin Mendapatkan Pahala Berlimpah
“Pembelajaran berbasis intelegensia tidak akan memberikan hasil siginifikan, yaitu hanya peningkatan 50 persen, dibandingkan yang berbasis kreativitas sampai 200 persen,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nandang juga menjelaskan bahwa kurikulum berbasis proses pelbelajaran yang mengedepankan pengalaman personel melalui proses menalar, mengamati, menanya dan mencoba untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
“Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning,” ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Kepala SMA Negeri 1 Cikande Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi guru di lingkungan sekolah, SMA Negeri 1 Cikande melaksanakan Asesmen Pembelajaran.
Dijelaskan Mulyadi, Menteri M. Nuh dengan Kurikulum 2013 mengusung pendekatan saintific learning, sedangkan Menteri Mas Nadim dengan Kurikulum Merdekanya mengenalkan difference learning.
“Kemudian Pak menteri Abdul Mu’ti menjagokan deep learning. Itu semua adalah pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran,” ujarnya.
Baca Juga: 100 Hari Kerja Budi-Agis Komitmen Tidak Ada Sekolah Roboh dan Warga Kelaparan
Inti dalam kegiatan ini, bagaimana strategi guru SMA Negeri 1 Cikande agar peserta didik dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas.***