BANTENRAYA.COM – Provinsi Banten sesungguhnya merupakan pelopor gerakan literasi di Indonesia.
Kegiatan literasi banyak tumbuh dan berkembang yang digerakkan oleh komunitas-komunitas literasi yang ada di Provinsi Banten atau biasa disebut Tanah Jawara.
Selain itu, banyak pegiat literasi di Provinsi Banten mendapatkan penghargaan dan apresiasi, baik dari komunitas maupun lembaga negara.
Sayangnya, prestasi-prestasi literasi ini kurang diapresiasi oleh pemerintah daerah.
Menurut Duta Baca Indonesia Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, sesungguhnya banyak pegiat literasi di Provinsi Banten yang tidak hanya memiliki kapasitas di bidang literasi melainkan juga diakui kiprahnya dalam bidang literasi oleh lembaga resmi negara seperti Kementerian, Badan Bahasa, atau instansi lain.
Baca Juga: Kota Cilegon Peringkat 2 Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Banten
Dia mencontohkan, mantan Ketua Forum TBM Provinsi Banten Firman Venayaksa merupakan pegiat literasi yang mendapatkan penghargaan sebagai ASN inspiratif dari Kemenpan RB.
Belum lama ini Firman juga mendapatkan penghargaan Penganugerahan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI dan PNS dengan Prestasi yang Luar Biasa Baiknya dari Mendikbudristek.
Gol A Gong sendiri bersama Toto ST Radik mendapatkan penghargaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek karena telah berkarya selama 40 tahun dalam bidang sastra.
Ada juga Aip Rochadi yang mendapatkan penghargaan Awardee Kategori Pegiat Literasi pada ajang Kepustakaan Islam Award 2024.
Lalu ada juga Ade Ubaidil yang mendapatkan penghargaan Penghargaan Penulis Cerita Terpilih di FFB 2024.
Baca Juga: BRI Sabet Dua Penghargaan di Ajang Bergengsi Atas Kapitalisasi Pasar yang Besar
Ada juga Ade Ubaidil, penulis asal Cilegon, yang meraih penghargaan sebagai Penulis Cerita Terpilih dalam ajang Festival Film Banten (FFB) 2024.
Sayangnya, penghargaan-penghargaan itu menurut Gol A Gong dilihat hanya sebagai pencapaian pribadi-pribadi bukan merupakan sebuah pencapaian sebuah daerah.
Karena itu, pemerintah daerah di Provinsi Banten seperti tidak peduli dengan prestasi-prestasi literasi para pegiat literasi ini.
“Saya rasa keterlibatan pemerintah (daerah) kurang (dalam bidang literasi). Kalau pegiat literasinya, komunitas-komunitasnya itu aktif. Yang perlu ditingkatkan itu dari pejabatnya, dari kepala OPD-nya,” kata Gol A Gong usai kegiatan Bincang-bincang bersama Duta Baca Indonesia di Rumah Dunia, Kamis, 5 Desember 2024.
Baca Juga: Kota Tangerang Raih Penghargaan Kota Sangat Inovatif dari Kemendagri, Hadiah Akhir Tahun
Sejauh ini pemerintah daerah dinilai baru mengapresiasi prestasi olahraga. Karena itu, ketika ada seorang atlet yang meraih prestasi di tingkat internasional bahkan di tingkat nasional biasanya akan diberi apresiasi bahkan penghargaan oleh pemerintah daerah.
Hal inilah yang kurang dari pemerintah daerah di Provinsi Banten.
Hal ini, kata Gol A Gong, berbeda dengan daerah-daerah di kota-kota besar di Indonesia yang pemerintah daerahnya begitu menghargai para sastrawan para penulis dan pegiat literasi yang memiliki prestasi. Mereka dilibatkan, diapresiasi, bahkan diberikan insentif karena telah mengharukan nama daerah.
Untuk itu, ke depan dia mendorong agar pemerintah daerah lebih aware terhadap prestasi-prestasi literasi yang dicapai para pegiat literasi sebagaimana juga pemerintah daerah perhatian terhadap prestasi-prestasi di bidang olahraga.
Terkait kegiatan Bincang-bincang bersama Duta Baca Indonesia, Gol A Gong mengatakan, kegiatan yang digelar di rumah dunia itu adalah kegiatan terakhir dirinya sebagai Duta Baca Indonesia pada tahun 2024 ini.
Sebelumnya, Gol A Gong telah keliling ke 19 lokasi di Indonesia mengkampanyekan literasi.
Sebagai Duta Baca Indonesia, pada tahun 2021 mendapatkan 12 kegiatan literasi yang dibiayai APBN.
Pada tahun 2022 ada 15 kegiatan, 2023 ada 12 kegiatan, dan tahun 2024 ada 20 kegiatan. Kegiatan terakhir dilakukan di Rumah Dunia.
“Kenapa? Karena tanggung jawab moral saya untuk banyak menarik kegiatan pusat ke sini agar pegiat literasi bisa dapat wawasan standar nasional itu begini. Selain itu juga supaya daerah ini lebih dikenal,” kata Gol A Gong.
Sementara untuk tahun 2025 Gol A Gong mengaku akan mendatangi daerah-daerah yang sebelumnya belum pernah didatangi.
Dia mengatakan, untuk tingkat provinsi seluruh provinsi di Indonesia sudah dikunjungi. Sementara untuk kabupaten kota masih ada yang belum dikunjungi terutama daerah-daerah yang terpencil.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nurhadisaputra mengakui masih ada banyak daerah yang belum memberikan perhatian pada isu literasi. Karena itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia terus mendorong agar pemerintah daerah agar memberi perhatian pada literasi.
Baca Juga: Pilgub Banten Dibawa ke MK, Tim Pemenangan Andra-Dimyati Tak Bakal Mundur: Kita Hadapi Bersama!
Sebab literasi merupakan salah satu hak warga yang harus dipenuhi oleh pemerintah, termasuk pemerintah daerah.
“Pemenuhan literasi ini bagian dari hak yang harus dipenuhi pada masyarakat, meyakinkan pemerintah bahwa ini hak yang harus dipenuhi pemerintah dan pemerintah daerah
mengatakan, bimtek membaca nyaring, bimtek kepenulisan, dan lain-lain. yang kita ingin tumbuhkan kecintaan literasi masyarakat.***