BANTENRAYA.COM – Belakangan ini Oknum Wartawan di Pandeglang kembali meresahkan di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang.
Soalnya Dindikbud Pandeglang banyak menerima pengaduan dan keluhan dari para kepala sekolah, baik SD, SMP bahkan SMA , terkait ulah Oknum Wartawan yang membuat berita tanpa konfirmasi bahkan pengancaman.
Sekretaris Dindikbud Pandeglang, Dr Sutoto menceritakan, modus yang dilakukan Oknum Wartawan kepada para kepala sekolah yakni dengan mengancam guru atau kepala sekolah saat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahap III dicairkan pada akhir tahun ini.
Oknum wartawan ini, kata Dr Sutoto, mengancam akan membuat berita bernada miring tentang sekolah tersebut jika tidak menyediakan alokasi anggaran untuk medianya.
Baca Juga: Airlangga Memiliki Modal Politik untuk Dicalonkan Menjadi Capres 2024
Modus lainnya kata Dr Sutoto, oknum wartawan tersebut mengangkat berita terkait sekolah yang jadi target. Berita itu rata-rata tidak berimbang atau tanpa kofirmasi dan cenderung menghakimi dan mengancam akan lapor ke APH (aparat penegak hukum).
“Sekarang kan lagi pencairan BOS untuk tahap III dari November kemarin, nah dia ini yang datang ke sekolah-sekolah buat minta kerja sama iklan. Kalau sekolah enggak ngasih, mereka ngancam bakal bikin berita-berita jelek soal sekolah tersebut,” kata Toto, Jumat 17 Desember 2012.
Sutoto menjelaskan, secara aturan tidak bisa dialokasikan anggaran untuk kerja sama media yang bersumber dari dana BOS.
Meski sudah diberi pemahaman itu, oknum wartawan tersebut tetap saja ngotot meminta kerja sama iklan kepada beberapa kepala sekolah.
Baca Juga: Bank BJB Edukasi Masyarakat, Waspadai Sistem Penipuan Online
Toto mengaku, terdapat enam kepala sekolah yang mengadukan ulah oknum wartawan dengan nama serta media yang sama.
“Itu bukan kepala SD sama SMP saja, dari SMA juga ada SMA 2 Pandeglang. Modusnya sama semua, kalau enggak ngasih iklan kerjasama, dia mengancam bakal bikin berita soal pengelolaan dana BOS di sekolah tersebut,” tuturnya.
Tidak hanya memaksa meminta kerja sama media, oknum wartawan tersebut juga kerap mencatut nama Kepala Dinas Pendidikan Pandeglang, Taufik Hidayat yang seolah-olah mendapat persetujuan dari dinas untuk melakukan kerjasama.
“Seringnya kayak gitu, biasanya dia datang ke sekolah terus bilang dia diutus sama kepala dinas segala macam supaya bisa dapat iklan. Saya bahkan pernah ditelepon sama orangnya langsung di hadapan kepsek sama Kormin (Koordinator Administrasi), waktu itu suruh bilang oke oke aja. Atuh saya tolak lah, enggak saya angkat,” terangnya.
Baca Juga: 3 Asosiasi Bidang Jasa Konstruksi Bersatu, Siap Bantu DPRKP Banten Sukseskan Pembangunan
Menyikapi persoalan tersebut, pihaknya akan segera melakukan tindakan dengan menyampaikan imbauan kepada para kepala sekolah yang merasa dirugikan untuk segera membuat laporan ke kepolisian.
“Pertama, saya sudah perintahkan kepala sekolah melaporkan dulu kejadian ini ke PGRI sebagai induk organisasi guru di Pandeglang. PGRI sudah saya arahkan supaya mengadukan dulu ke Dewan Pers terkait pemberitaannya. Nah untuk persoalan adanya unsur pengancaman, itu sudah saya perintahkan supaya lapor ke polisi. Jangan takut-takut,” pungkasnya.
Sementara, RA, salah satu oknum wartawan yang diduga menjadi pihak yang diadukan oleh kepala sekolah ke Dindikbud Pandeglang, memastikan, berita yang dimuat di media online berdasarkan hasil investigasi.
Baca Juga: Nia Ramadhani Pakai Sabu Karena Termakan Omongan Teman
Persoalan beritanya tidak memiliki narasumber, RA bersikukuh jika beritanya merupakan fakta hasil penelusuran. Dirinya beralasan sebagai seorang wartawan berhak mengemukakan pendapat mengenai permasalah itu dalam sebuah berita yang ditulisnya.
“Jadi gini aja deh, abang enggak usah repot-repot. Tinggal baca aja beritanya, itulah kronologisnya. Adapun terkait benar atau tidak, media itu berhak mengeluarkan pendapat yah. Jadi apabila itu benar di mata hukum, silakan tindak. Kalau memang aparat penegak hukum ingin tahu benar atau tidak yang saya uraikan, itu yang saya mau. Silakan telusuri ke lokasi, gitu bang,” ungkap RA, saat dihubungi wartawan di Sekretariat Kelompok Kerja Wartawan (Porwan) Pandeglang. ***