Oleh: Ahmad Supena*
Kalu kita membincang peran alumni perguruan tinggi, tentu tidak akan jauh dari fungsi perguruan tinggi dan kesarjanaan itu sendiri. Bila peran dan fungsi perguruan tinggi atau universitas adalah mengembangkan potensi para mahasiswa untuk meningkatkan mutu SDM bagi kemajuan bangsa dan Negara, maka para alumni berperan untuk mewujudkannya secara konkrit dalam masyarakat atau dalam bidang pekerjaan dan keahlian masing-masing.
Bila demikian, kapasitas dan kemampuan para alumni turut ditentukan pula oleh mutu dan kualitas perguruan tinggi, meski ada saja alumni yang walau prestasi kuliahnya standar saja, tapi tiba-tiba sanggup berperan besar dan memerankan dirinya secara maksimal di masyarakat. Secara individual dan personal, peran para sarjana sudah dengan sendirinya sesuai dengan kapasitas dan skill di bidang-bidang masing-masing.
Hal demikian disadari sepenuhnya oleh setiap yang hadir pada Pelantikan dan Rapat Kerja Perdana Pengurus Pusat IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Untirta Masa Bakti 2024-2029 di Hotel Ultima Ratu 22 Februari 2025 lalu. Acara yang sekaligus pengukuhan Lamhot Sinaga sebagai Ketua Umum IKA Untirta, juga dihadiri oleh Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman.
Baca Juga: Untirta dan MItra Peringati Nuzulul Quran, Sebuah Kontribusi untuk Membangun Negeri
Setidak-tidaknya, para alumni sesungguhnya memiliki panggilan nurani dan tanggungjawab moral untuk menjaga martabat perguruan tinggi dan universitas, dan sudah selayaknya memberikan kontribusi bagi pengembangan kampus. Sudah tentu dengan kapasitas dan peran masing-masing yang sekiranya sanggup menambah nilai kampus, terlebih di era pesatnya perkembangan teknologi informasi dan kecerdasan buatan, insan-insan akademis dituntut untuk selalu sanggup mengandalkan diri mereka berhadapan dengan perubahan dan perkembangan jaman.
Tuntutan dan keharusan yang sama juga berlaku untuk mereka yang mengabdi di kampus mereka, entah dalam bidang kerja masing-masing: berusaha melakukan yang terbaik untuk memajukan Untirta. Terutama sekali untuk mereka yang mendapatkan amanah untuk mengajar dan menjadi pimpinan di tingkatan masing-masing.
Menyesuaikan dengan realitas dan kondisi perkembangan jaman saat ini, bagi mereka yang berhasil menduduki jabatan-jabatan publik, sudah seyogyanya pula sanggup menggembleng diri untuk mejadi figur publik yang memiliki integritas. Peran dan kontribusi alumni dapat diukur dan dinilai dari kontribusi mereka kepada nilai-nilai kebajikan dan kemaslahatan. Menjadi insan-insan yang senantiasa berikhtiar melakukan yang terbaik dengan skill dan bidang kemampuan masing-masing.
Baca Juga: 13 Ton Cincau dan Agar-Agar Berformalin Disita Petugas Gabungan, Produsen Terancam Proses Hukum
Dalam hal demikian, apa yang bisa dilakukan para alumni untuk mengembangkan dan memajukan Untirta agar makin jawara sesungguhnya tidak akan jauh-jauh dari ikhtiar para alumni untuk menjadi insan-insan terbaik dan berkualitas yang akan sanggup berkontribusi bagi masyarakat, bidang kerja masing-masing, dan bangsa-negara tercinta. Secara emosional dan ikatan pada almamater, para alumni Untirta sudah sepatutnya tidak terlampu berjarak dengan almamater mereka.
Bila menengok secara historis, embrio Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bermula dari berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1 Tahun 1980, yang kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986, di mana diantara spirit dan suasana kebatinannya adalah memajukan kembali Banten sebagaimana capaiannya di masa silam, semisal di era awal kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, di mana dari nama Sultan Banten yang sangat populer inilah Untirta mengambil namanya.
Adapun secara institusional dan akademik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagaimana lazimnya perguruan tinggi mengemban tugas dan fungsi untuk: Pertama, mencerdaskan kehidupan. *
*Kajur Bahasa Indonesia FKIP Untirta