BANTENRAYA.COM – Tak terasa sebentar lagi kita semua akan memasuki bulan Ramadhan, dan tandanya bulan Syaban akan segera berakhir.
Biasanya, umat muslim memanfaatkan bulan Syaban untuk membayar hutang puasa atau mengqadha puasa Ramadhan.
Sehingga timbul pertanyaan, bolehkah puasa Syaban dan qadha Ramadhan dilakukan secara bersamaan?
Baca Juga: Jadwal Tayang Anime The First Slam Dunk Lengkap dengan Harga Tiket Nonton di Bioskop
Lalu bagaimana hukum dan bacaan niat menggabungkan puasa Syaban dan qadha Ramadhan?
Simak artikel ini sampai selesai untuk mendapatkan penjelasannya.
Berdasarkan kalender hijriah, bulan Syaban adalah bulan kedelapan atau sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Baca Juga: Aturan Pantang dan Puasa Prapaskah 2023 Umat Katolik, Tidak Semua Wajib Lengkap dengan Firmannya
Bulan Syaban seringkali dijadikan kesempatan orang-orang untuk melaksanakan puasa sunnah sekaligus mengqadha Ramadhan.
Padahal puasa di bulan Syaban adalah sunnah, sedangkan qadha Ramadhan hukumnya wajib.
Dalam istilah fiqih, menggabungkan puasa sunnah dan wajib disebut at-tasyriik fin niyyah yang artinya mengkombinasikan niat.
Baca Juga: Biografi Singkat Baden Powell, Perjalanan dan Perjuangan Menjadi Bapak Pandu Dunia
Dalam permasalahan penggabungan niat antara yang fardhu dan yang sunnah dalam satu ibadah, Imam Suyuthi dalam kitabnya al-Asybah wan Nadhair membagi dalam empat kriteria yakni:
1. Sah kedua-keduanya baik yang fardhu dan yang sunnah
2. Sah bagi ibadah fardhunya saja, tidak untuk ibadah sunnahnya
3. Sah bagi ibadah sunnahnya saja, tidak untuk ibadah fardhunya
4. Tidak sah kedua-duanya
Menggabungkan niat sunnah puasa bulan Syaban sekaligus niat membayar qadha puasa Ramadhan maka dapat diqiyaskan ke dalam hukum yang pertama, yaitu dianggap sah kedua-duanya.
Baca Juga: Tafsir Mimpi Semut Dalam Agama Islam, Bisa Tentang Keluarga dan Kaum Lemah
Niat Puasa Nisfu Syaban
Bacaan niat puasa Sunnah pada bulan syaban yaitu :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘ala
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah SWT.”
Niat Puasa Mengqadha Ramadhan Berbarengan Dengan Puasa Nisfu Syaban
Adapun niat puasa qadha Ramadhan atau menjalankan puasa Nisfu Syaban berbarengan dengan utang puasa Ramadhan tahun lalu:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Sementara itu, dikutip dari buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab, dan Syaban (2016) oleh Udji Asiyah, bulan Syaban merupakan bulan kesempatan untuk meng-qadha utang puasa Ramadhan yang lalu sebelumnya datangnya bulan Ramadhan.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Sayyidah Aisyah yang diriwayatkan dalam hadits HR Al Bukhari-Muslim:
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ»، قَالَ يَحْيَى: الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Saya mempunyai tanggungan utang puasa Ramadhan. Saya tidak mampu mengqadhanya kecuali di bulan Syaban. ***