BANTENRAYA.COM – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau Aptrindo menolak rencana kenaikan tarif Tol Tangerang-Merak yang dikelola Astra Infra.
Penolakan tarif tol membebani para pengusaha truk. Selain itu, fasilitas yang diberikan pengelola jalan tol masih jauh dari harapan pengguna jalan tol.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah atau DPD Aptrindo Banten Syaiful Bahri mengatakan, pihaknya menolak keras rencana kenaikan tarif Tol Tangerang-Merak.
Baca Juga: Ramalan BRIN Terjadi, Kota Cilegon Dikepung Pohon Tumbang Akibat Badai
Selain itu, pelayanan di Tol Tangerang-Merak juga dinilai belum memenuhi kaidah Standar Pelayanan Minimal atau SPM.
“Aptrindo Banten menolak kenaikan Tol, Astra Tol Tangerang-Merak, setiap 2 tahun naik sementara kita naik 7 tahun sekali,” kata Syaiful kepada Bantenraya.com pada Rabu, 28 Desember 2022
Syaiful mengatakan, SPM di Tol Tangerang-Merak lebih baik diperbaiki terlebih dahulu, sebelum tarif tol dinaikkan.
Baca Juga: Sidak Pos Ops Lilin Maung 2022, Kapolres Pandeglang Cek Senjata Api yang Dipakai Petugas Jaga
“Yang saya lihat, SPM masih sangat kurang, masih banyak kehilangan ban di rest area, kemudian ada perompakan ngambil barang, aki, dan istirahat tidak nyaman,” katanya.
Syaiful menjelaskan, tarif angkutan barang baru baik 1 kali dalam 7 tahun terakhir, sementara tarif tol setiap 2 tahun sekali naik.
Selain itu, harga spare part maupun harga truk setiap tahun mengalami kenaikan.
Baca Juga: Ingin Jadi Anak yang Soleh, Ini Hadiah dari Baim Wong untuk Kiano Tiger Wong di Hari Ulang Tahunnya
“Ini menjadi beban kami, semua naik. Kami hanya sapi perah, menurut saya sangat tidak baik bagi kami pengusaha truk,” ucapnya.
Syaiful mengatakan, permasalahan over dimensi dan over load, menurutnya juga karena beban operasional truk setiap tahun mengalami kenaikan.
Sementara tarif angkutan barang naik setiap 7 tahun sekali.
“Ya jadinya ODOL (Over Dimensi dan Over Load). Yang bonyok ya bonyok,” tuturnya.
Sekretaris DPD Aptrindo Banten Dede Rohana Putra meminta pemerintah tidak menyetujui rencana kenaikan tarif Tol Tangerang-Merak.
Justru, sebaiknya pengelola jalan tol melakukan perbaikan imfrastruktur jalan tol.
“Rencana kenaikan tarif tol itu ditunda atau tidak disetujui pemerintah, masih banyak yang perlu dibenahi oleh Astra Infra Tol, kewajiban-kewajiban yang harus dibenahi, jalan tol yang rusak, pelebaran yang belum selesai dan sebagainya ya,” kata pria yang juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Provinsi Banten ini.
Dede tak memermasalahkan tarif tol naik jika infrastruktur dan pelayanan di Tol Tangerang-Merak sudah baik.
“Jika semua kewajiban dia (PT Astra Infra Toll Road) sudah ditunaikan, jalan tol sudah bagus, pelebaran sudah selesai kenaikan tarif tol ya monggo,” tandasnya.
Politisi Partai Amanat Nasional atau PAN ini menambahkan, saat ini pelebaran jalam belum selesai, ruas jalan masih rusak, saat ada keluhan pelanggan responnya lambat, pihaknya kebaratan jika tarif tol naik dalam waktu dekat ini.
“Kami sebagai perusahaan transportir yang pengguna utama jalan tol, ya keberatan dengan kenaikan tarif tol saat ini,” imbuhnya.*