BANTENRAYA.COM – Empat pasar rakyat di Kota Cilegon saat ini mangkrak.
Adapun pasar rakyat yang mangkrak tersebut dibangun sekitar tahun 2016-2018.
Empat pasar rakyat yang mangkrak yaitu Lasar Grogol di Kecamatan Grogol, Pasar Bunder di Kecamatan Purwakarta, Pasar Cikerai di Kecamatan Cibeber dan Pasar Warnasari di Kecamatan Citangkil.
Baca Juga: Komisi IV DPRD Kota Cilegon Terkejut Saat Kunjungan ke TPSA Bagendung, Sampai-sampai Berubah Pikiran
Beberapa bulan lalu, Dinas Perinsustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon telah meninjau bangunan di Pasar Bunder Kecamatan Purwakarta yang kabarnya akan difungsikan sebagaimana mestinya.
Hingga saat ini, kondisinya terbengkalai dan belum adanya kepastian aktifasi lantaran minimnya anggaran.
Kepala Disperindag Syafrudin mengatakan, Disperindag Kota Cilegon akan menyerahkan tata kelola dua pasar yang ada di Kota Cilegon kepada masyarakat.
Baca Juga: Seret Order Usai Keok dari Darman, Remon Preman Pensiun 6 Alih Profesi Jadi Sopir Angkot
Diketahui penyerahan pengelolaan ini, lantaran hingga beberapa tahun kondisi pasar terbengkalai.
Dua pasar yang diserahkan pengelolaanya ke masyarakat yakni, Pasar Tegal Bunder di Kelurahan Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta dan Pasar Warnasari, di Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil.
“Karena terbengkalai dan tidak dipakai juga, karena itu kita serahkan pengelolaan Pasar Tegal Bunder dan Pasar Warnasari diserahkan pengelolaanya ke masyarakat,” katanya.
Baca Juga: Lulusan SMA atau SMK Merapat, Dibuka Loker untuk 2 Posisi di Lion Air Group dan Super Air Jet
“Khawatir aset-aset di pasar hancur, kita berikan pengelolaanya kepada masyarakat dan kelurahan,” kata Syafrudin, Selasa, 4 Oktober 2022.
Kata Syafrudin, penataan dan pengelolaan pasar rakyat yang terbengkalai ke masyarakat dan kelurahan, pemerintah tidak memungut biaya retribusi kepada pedagang yang membuka lapak di pasar tersebut.
“Tidak kita pungut dulu biaya retribusinya untuk sementara. Kita lihat dulu perkembangannya seperti apa,” ucapnya.
Baca Juga: Bang Edi Preman Pensiun 6 Ditanya Perempuan Cantik Ini Cara Masuk XTC: Boro-boro Ngertilah, Hufff!
“Nanti ketika pasar tersebut sudah berjalan baik, perekonomiannya sudah tumbuh dan normal barulah kita tarik retribusinya sedikit-sedikit,” imbuhnya.
“Saat ini kita tidak ada anggaran perawatan, kita juga masih bingung, karena kalau mau ditempati minimalnya ada perbaikan fasilitas dulu,” tuturnya.
Mantan Staf Ahli Walikota Cilegon ini mengatakan, pihaknya tidak mengalokasi anggaran untuk perbaikan renovasi pasar di Cilegon karena keterbatasan anggaran.
Baca Juga: NasDem Deklarasi Anies Capres, KIB Tak Mau Buru-buru Meski Sudah Punya Tiket
“Untuk Pasar Grogol, rencananya kami mau buat jalan dulu masuk ke pasar. Tapi, kami minta kepastian status jalannya ke masyarakat. Statusnya harus jelas,” katanya.
“Sedangkan kalau Pasar Cikerai ada permintaan masyarakat untuk dijadikan sebagai sentral melinjo. Kami sudah cek ke pasar tersebut. Tapi, dari warga belum menyerahkan surat permohonan ke Pemkot Cilegon,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Hasbi Sidik mengaku tidak pernah mengetahui program tersebut dari Disperindag selaku OPD yang bertanggung jawab mengurus pasar.
Baca Juga: 11 Link Twibbon Maulid Nabi 2022 Desain Kece Lengkap dengan Cara Pasang Foto
“Saya kira gak masuk diakal aja kalau penyerahan pengelolaan pasar diserahkan ke masyarakat,” ujarnya.
“Selama ini Disperindagnya kemana aja? Kalau pun itu program pengelolaan pasar mau diserahkan ke masyarakat semestinya DPRD harus tahu, khususnya yang ada di daerah pemilihan (dapil) sana mengetahui dong,” kata Hasbi.
Politikus Partai Gerindra ini juga menyayangkan jika pengelolaan pasar diserahkan ke masyarakat oleh Disperindag karena alasan keterbatasan anggaran.
Baca Juga: Contoh Susunan Acara MC Maulid Nabi 2022, Lengkap dari Pembukaaan hingga Penutup
“Kalau persoalan tidak diajukan anggaran di APBD Perubahan kenapa dinasnya enggak bilang?,” ucapnya.
“Bahkan waktu itu rapat anggaran, Pak Syafrudin (Kepala Disperindag) enggak bilang? Makanya kita kaget dan kita (unsur pimpinan DPRD Cilegon) baru tahu ini,” ujar Hasbi.
Kata Hasbi, selama ini pemerintah lebih mudah membangun sebuah pasar dibandingkan dengan merawat pasar yang sudah ada. Bahkan, dalam membangun sebuah pasar tidak dilakukan kajian yang panjang.
“Kalau dilakukan dengan kajian yang benar-benar enggak mungkin sampai mangrak begitu aja. Kalau udah dibangun tapi sepi pembeli berarti yang salah siapa? Mestinya kalau sudah dibangun membuat hati masyarakat gembira,” tandasnya. ***



















