BANTENRAYA.COM – Puluhan ribu masyarakat warnai puncak acara Saparan Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Jumat 16 September 2022.
Saparan Apem Yaa Qowiyyu sendiri merupakan salah pelestarian keberagaman tradisi dan budaya yang sarat dengan kearifan lokal.
Bangsa Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang sangat menghormati dan merawat nilai-nilai luhur warisan para pendahulu, seperti pagelaran Saparan Apem Yaa Qowiyyu.
Baca Juga: Kode Redeem FF Free Fire 17 September 2022, Klaim Hadiah Skin Epic dan Diamond Gratis
Setelah 2 tahun digelar secara sederhana akibat kasus pandemi, Saparan Apem Yaa Qowiyyu pada tahun ini kembali dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat.
Mereka ikut memeriahkan kegiatan yang telah diawali sebelumnya dengan Kirab Budaya Gunungan Apem dan Haul Kyahi Ageng Gribig.
Saparan Apem Yaa Qowiyyu sendiri merupakan inovasi strategi dakwah yang dilakukan Kyahi Ageng Gribig dengan membagikan apem kepada masyarakat yang dimulai sejak 403 tahun yang lalu.
“Sudah dua tahun dilaksanakan secara sederhana,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berkesempatan menghadiri acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu serta membagikan apem pertama kepada masyarakat, Jumat 16 September 2022.
“Alhamdulillah Covid-19 dapat ditangani dengan baik sehingga kemarin acara ini sudah diawali oleh Haul Kyahi Ageng Gribig,” imbuhnya.
Kehadiran Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut tidak hanya sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan tradisi dan budaya.
Baca Juga: Timsus Polri Tetapkan Satu Tersangka Peretas Bjorka
Namun juga acara ini sebagai bentuk penghormatan dan upaya merawat peninggalan leluhur dimana Menko Airlangga sendiri masih merupakan keturunan langsung dari Kyahi Ageng Gribig.
Pembagian apem tersebut menjadi simbol fisik dari andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia yang merupakan ajaran dalam dakwah budaya yang disebarkan oleh Kyahi Ageng Gribig.
Tradisi andum pada awalnya mulai dilakukan Kyahi Ageng Gribig guna memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat dalam mengamalkan kebajikan berupa sedekah kepada sesama sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang damai dan saling peduli.
Baca Juga: Tokoh Dibalik Berdirinya Viking Cilegon, Sosoknya Ternyata Jadi Panutan
Hingga kini, budaya sedekah tersebut tetap dijalankan masyarakat dan terlihat melalui pembagian sekitar hampir 5 ton apem yang merupakan hasil sumbangsih masyarakat dari berbagai wilayah untuk memeriahkan kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut.
Selain menjadi simbol kebajikan dalam mengamalkan sedekah, antusiasme masyarakat dalam memperebutkan pengambilan apem juga memiliki filosofi bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan diperlukan usaha yang keras untuk mendapatkannya, sehingga masyarakat
diajarkan untuk dapat meningkatkan tekad dan ikhtiar dalam mencapai hal yang diinginkan.
Selain menjadi wujud dalam melestarikan budaya leluhur, kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu juga telah mampu mendorong bergeraknya kembali perekonomian masyarakat lokal di Jatinom.
Hal tersebut diantaranya terlihat dari tingginya lonjakan permintaan apem dan berbagai penganan lokal yang dijajakan, termasuk permintaan dari para wisatawan yang ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Saparan Apem Yaa Qowiyyu adalah inovasi pada zamannya Kyahi Ageng Gribig untuk melakukan dakwah secara damai, dan saat ini berdampak juga pada geliat ekonomi masyarakat yang bergerak,” ungkap Menko Airlangga.
Baca Juga: Film Komedi Romantis Gendut Siapa Takut?! Tayang Serentak di Bioskop Mulai 22 September 2022
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPR RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Klaten, Wakil Bupati Klaten, serta sejumlah ulama. ***
















