BANTENRAYA.COM – Pendiri lingkaR stUdi maSyarakat dan Hukum (RUSH) Tirto Soeseno, meminta publik untuk memperhatikan soal basic asumsi yang digunakan dalam kategori ‘kerugian negara’ dalam aksi dugaan tindak pidana korupsi.
“Ini kok semakin menarik, KPK ada bertahun-tahun bekerja, ada kepolisian dan kejaksaan yang terus bekerja di daerah, ada juga LSM, NGO dan media yang semakin jeli,” ujar Tirto Soeseno kepada Bantenraya.com melalui siaran persnya, Selasa 6 September 2022.
“Tetapi kok kasus dugaan korupsi yang dijaring semakin besar. Jangan-jangan ada persoalan lain yang salah yakni terletak pada bentuk jaringnya,” katanya.
Baca Juga: Viral Diduga Warga Jakarta Serbu SPBU, Keroyokan Sambil Berlari Bawa Jeriken Kosong
Menurutnya jaring untuk menjerat adalah definisi kerugian negara yang dihitung dengan asumsi-asumsi tertentu.
Tirto menyarankan agar publik memperhatikan hal-hal teknis dalam penggunaan jaring kerugian negara.
“Ada kasus-kasus yang sudah berjalan, tapi publik terperangah dengan temuan yang lebih besar lagi,” katanya.
Baca Juga: Yuk Disimak… Setelah Atut Menghirup Udara Bebas, TCW Juga Bebas dari Penjara
“Ini diperhatikan dahulu bagaimana jaring kerugian negara itu ditetapkan, perhatikan teknis-teknisnya dalam pengungkapan di peradilan,” kata Tirto yang menjadi supervisor program doctor bidang hukum pada sebuah kampus di luar negeri.
Tirto prihatin pada penanganan kasus-kasus yang sudah mencuat belakangan ini, khususnya pada kasus Asabri.
“Disitu kasus sudah menyeret banyak pihak, tetapi hitung-hitungannya bagaimana, bolehkan dibuka kepada publik bagaimana metode yang digunakan BPK,” ungkapnya.
Baca Juga: Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf Menjalani Tes Kejujuran, Ketahuan Bohong?
“Jangan publik diserahi angka-angka mateng saja, asal angkanya besar dan spektakuler,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa dalam ilmu pengetahuan ada yang namanya potensi kekeliruan metode, metode yang tidak tepat menghasilkan simpulan yang tidak tepat.
Penegakan hukum melawan korupsi harus fair, bukan untuk mencetak aparat penegak hukum rasa hero.
Baca Juga: Link Baca Manga Tokyo Revengers Chapter 268 Sub Indo, Lengkap Dengan Spoiler
“Kalau asal gede, publik kan kaget dan ini menimbulkan interest, masyarakat merasa tersakiti jika ada kasus korupsi kok sampai sedemikian besar,” ucapnya.
“Jadi mereka secara mass psychology akan memberikan atensi untuk mendukung. Salah atau benar urusan nanti yang penting publik sudah memberikan perhatian dan mendukung,” katanya.
“Nah inilah yang berbahaya dalam system jaring kerugian negara,” ujarnya.
Baca Juga: MIRIS! Kepala Sekolah Perkosa Anak SD 10 Tahun di Medan, Ini Kronologinya
Tirto menjelaskan, jika perhatian tertuju hanya pada pengumuman berita tentang jumlah sitaan, jumlah yang merugikan itu akan menjadi boomerang bagi peradilan.
Pada saat pembuktian, boleh jadi di lini kejaksaan merasa sudah mendapatkan dukungan publik, maka mau tidak mau harus membenarkan itu.
Apalagi, lanjutnya, jika pengacara yang menjadi mitra lawan itu tidak bisa masuk substansi dan hanya berkutat dipersoalan acara peradilan, sudut pandang pasal-pasal mana yang pas.
Baca Juga: 13 Kode Promo Gojek, GoFood, GoRide, GoCar, 7 September 2022, Diskon Ekstra 200 Ribu
Materi dakwaan dengan sendirinya tidak terbantahkan dan publik akan menganggap temuan penangkapan itu sebagai kebenaran.
“Padahal ada masalah di jaring yang bernama ‘kerugian negara’ itu. Karena menggelitik, kok semakin besar tangkapannya, berarti selama ini propaganda anti korupsi itu menghasilkan apa? Apakah asal membelanjakan anggaran saja?,” tambahnya.
Tirto berharap perhatian publik tetap memberikan perhatian juga pada hal-hal teknis dan bukan semata pada besaran angka bombastis, yang menjadi judul berita-berita terkait kasus korupsi. ***
 
			


















