BANTENRAYA.COM – Kelompok KKM Tematik 70 Untirta menggelar sosialisasi stunting di Kampung Talang Mas, Desa Cerukcuk, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Sabtu 30 Juli 2022.
Sosialisasi stunting dari Kelompok KKM Tematik 70 Untirta bertemakan ‘Peranan Konsumsi Gizi Ikan, Keamanan Pangan, & Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mencegah Stunting’.
Menurut Kelompok KKM Tematik 70 Untirta, dari sekian banyak masalah kependudukan di Indonesia, stunting merupakan salah satu masalah serius yang perlu ditanggulangi, khususnya di Banten.
Baca Juga: Jeje Sampaikan Permintaan Maaf, Warganet Puji Kurma Ketimbang Jeje
Banten sendiri menempati urutan kelima dengan angka stunting tertinggi di Indonesia dengan jumlah penderitanya yang mencapai 294.862 balita di tahun 2021 berdasarkan survei Status Gizi Balita Indonesia.
Cerukcuk sebagai salah satu desa di Banten, tidak lepas dari pengawasan BKKBN dan tentunya layak untuk mendapatkan edukasi mengenai stunting seperti halnya daerah lain.
Sebagai pengemban misi Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa dari Kelompok KKM Tematik 70 UNTIRTA menggelar kegiatan sosialisasi stunting.
Acara tersebut dihadiri oleh 28 peserta serta diisi materi yang dibawakan oleh dosen Fakultas Pertanian dari Untirta, Sakinah Haryati.
Baca Juga: Berderai Air Mata, Jeje Slebew Minta Maaf Atas Keangkuhannya yang Menolak Diajak Foto
Lalu Thoyibah selaku pemateri dari UPT KB Kecamatan Tanara serta tentunya dibuka secara simbolis oleh Ibu Kepala Desa Cerukcuk, Fiki Verawati.
“Stunting merupakan suatu gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya,” ujarnya.
“Walaupun faktor stunting tidak hanya tinggi badan tetapi juga bisa dilihat dari kondisi anak yang kurus dan pola pikirnya yang sama-sama diakibatkan oleh masalah kurang gizi,” katanya.
Baca Juga: Usai Bantai Barito Putera, Madura United Hancurkan Persib di GBLA
Thoyibah, (52) dalam penjelasan materinya yang berjudul Penanganan Stunting dan Kesehatan Reproduksi.
“Dampak stunting bisa berjangka panjang, walaupun anak telah tumbuh, bila gizi otak anak yang kurang dari yang dibutuhkan maka anak tersebut akan memiliki kemampuan berpikir lebih rendah dari orang lain seusianya,” tuturnya.
“Tidak mau kan kalau anaknya jadi bawahan saja? Maka harus diubah pola asupan gizinya” tambahnya.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Big Mouth Episode 1 dan 2 Sub Indo: Drama Comeback Lee Jong Suk Usai Wamil
Senada dengan penjelasan tersebut, Sakinah Haryati (47) membawakan materi mengenai Peran Gizi Ikan dan Keamanan Pangan untuk Mencegah Stunting.
“Karena lokasi Desa Cerukcuk berdekatan dengan pantai dan banyak pemilik tambak bandeng yang bisa ditemui,” tuturnya.
“Jadi kegiatan hari ini sangat efektif karena warga di sini sudah banyak yang terbiasa dengan konsumsi ikan dan banyak pula yang menjadi nelayan, baik nelayan tangkap maupun nelayan tambak” ujarnya.
Baca Juga: Kode Redeem ML Mobile Legends 31 Juli 2022, Hadiah, Double EXP hingga Skin Epik Menanti
Acara berlangsung dengan meriah karena dihadiri para pemateri yang atraktif dan tentunya peserta kegiatan yang aktif dalam menyimak dan bertanya.
Salah satu peserta sosialisasi dan juga kader Posyandu Cerukcuk Rohimah mengakui kemeriahan tersebut dan menginginkan adanya sosialisasi kembali.
“Bagus acaranya, sangat memotivasi masyarakat Desa Cerukcuk dalam mengolah makanan balita, mungkin kita perlu mendatangkan lagi yah untuk dosen-dosen Untirtanya,” ungkapnya ketika ditemui seusai acara.
Sosialisasi ini juga menjadi ajang klarifikasi bagi Desa Cerukcuk yang dianggap menjadi desa dengan kasus stunting tertinggi di Kecamatan Tanara karena proses pencatatan angka stunting yang pernah diadakan sebelumnya.
“Fenomena stunting kan harusnya punya ciri tertentu, dan penjelasan dari kader kesehatan itu berbeda-beda, sebelumnya yang kader kami tahu stunting itu yang berat badannya kurang,” ujarnya.
“Padahal waktu penyuluhan lagi ada informasi tentang karakter-karakter stunting yang sebelumnya dicatat kader, karena itu banyak anak yang dianggap stunting padahal anaknya aktif dan pertumbuhannya normal hanya karena berat badannya kurang,” tuturnya.
Baca Juga: Viral! Pesulap Merah Yang Ingin Membongkar Rahasia Gus Samsudin
“Jadi (kami) sangat berterimakasih karena lewat sosialisasi dari mahasiswa UNTIRTA dengan pemateri yang sangat bagus dalam menyampaikan materi tentang masalah yang harus dijelaskan atau di-clearkan ini,” pungkas Fiki Verawati selaku Kepala Desa Cerukcuk.
Besar harapan, dengan diadakannya sosialisasi stunting yang digelar oleh mahasiswa dari Kelompok KKM Tematik 70 Untirta mampu memberikan sebuah gebrakan.
Sekaligus juha perubahan sosial sebagaimana yang disampaikan oleh Dewi Firnia selaku Dosen Pembimbing Lapangan dari Kelompok KKM Tematik 70 Untirta.
Baca Juga: Amazon dan Yahoo Masih Bisa Diakses Meski Tak Ada di Daftar PSE Kominfo
“Dengan program yang diadakan oleh mahasiswa yang didampingi oleh DPL di bawah naungan Untirta secara tidak langsung membantu program pemerintah untuk menurunkan angka stunting bahkan tidak ada lagi, nantinya tidak akan ditemukan lagi masalah stunting, semuanya sehat, masyarakatnya sehat,” ujarnya. ***