BANTENRAYA.COM – Data stunting versi Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bikin Walikota Serang Syafrudin bingung.
Pasalnya, data SSGI tahun 2021 menyebutkan, stunting di Kota Serang tercatat 23,4 persen.
Sedangkan berdasarkan hasil survei lokal, jumlah keluarga yang beresiko stunting di Kota Serang tahun 2021 ada 52.204. Kemudian jumlah balita stunting di Kota Serang tahun 2021 ada 1.895 jiwa.
Walikota Serang Syafrudin mengatakan, data stunting dari BKKBN berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 tercatat untuk Kota Serang persentasenya sebesar 23,4 persen.
Sedangkan berdasarkan hasil survei lokal, jumlah keluarga yang beresiko stunting di Kota Serang ada 52.204. Kemudian jumlah balita stunting ada 1.895 jiwa.
Baca Juga: Nonton Serial Suka Duka Berduka Episode 1 sampai 3, Bikin Merenung dan Ngakak
“Jadi kalau dihitung dari jumlah penduduk Kota Serang sebanyak 700 ribu, kita hanya diangka 2 koma sekian persen. Tapi hasil SSGI, persentase stunting Kota Serang mencapai 23,4 persen. Ini ngggak tahu dari mana,” kata Syafrudin, usai menghadiri acara rapat dalam rangka Harganas ke-29 di kantor Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Serang, Kota Serang, Kamis 7 Juli 2022.
Syafrudin mengatakan, Kota Serang juga sudah membentuk tim pendamping keluarga stunting. Pembentukan tim pendamping ini untuk mempercepat penurunan stunting. Jumlah tim pendamping keluarga stunting ada 533 tim.
“Tim pendamping keluarga itu terdiri dari bidan, kader, dan penyuluh KB,” ucap dia.
Syafrudin menyebutkan, target tahun ini pembentukan bapak asuh anak stunting. Pembentukan bapak asuh anak stunting ini oleh pemerintah pusat.
Baca Juga: Perumdam Ajukan Bantuan Anggaran ke Pusat
Pembentukan bapak asuh ini untuk menurunkan angka stunting.
“Sementara ini baru Forkompinda. Kemudian nanti akan dibentuk dari PNS dan pengusaha lain,” katanya.
Kepala DP3AKB Kota Serang Anthon Gunawan mengatakan, poin-poin hasil rapat dengan BKKBN salah satunya pembentukan tim percepatan penurunan stunting (TPPS).
“Alhamdulillah kita termasuk salah satu pemerintah kota yang telah membentuk tim TPPS,” kata Anthon Gunawan, kepada Bantenraya.com.
Arahan BKKBN yang kedua adalah, kata Anthon Gunawan, membentuk bapak asuh anak stunting. Pemkot Serang sudah mengusulkan nama-nama lima bapak asuh anak stunting.
“Lima orang itu yang kami usulkan saat ini pak walikota, pak wakil walikota, pak Kapolres, pak Dandim, pak Kajari plus kepala BJB pak Budiatmo Sudrajat,” ucap dia.
Anthon Gunawan menjelaskan, kelima bapak asuh stunting ini akan menangani balita stunting selama enam bulan.
Baca Juga: Kelurahan Cigadung Pandeglang Promosikan Minyak Keletik
“Jadi dalam waktu 6 bulan, mudah-mudahan bisa memperbaiki dari bayi-bayi stunting yang ada,” jelas dia.
Anthon Gunawan menyatakan, program orang tua asuh anak stunting baru diadakan tahun ini dari pemerintah pusat.
“Kalau terkait khusus stunting memang baru kali ini. Karena memang stunting ini memang harus dikeroyok dengan berbagai macam cara. Kebetulan dengan biaya tidak terlalu besar bagi beberapa yang ditunjuk. Karena hanya satu orang hanya Rp 400 ribu per bulan,” tutur dia.
Anthon Gunawan menuturkan, biaya yang dikeluarkan untuk menjadi bapak asuh balita stunting tidaklah tinggi.
“Perbulannya sedikit. Kurang lebih Rp 400 ribuan,” ungkapnya.
Baca Juga: Kelurahan Cigadung Pandeglang Promosikan Minyak Keletik
Anthon Gunawan menerangkan, biaya Rp 400 ribu tersebut untuk menambah gizi anak stunting. “Biaya untuk menambah gizi anak stunting itu,” terang Anthon Gunawan.
Anthon Gunawan berharap kedepan tidak hanya lima yang rela menjadi bapak asuh anak stunting.
“Mungkin kedepan selain yang diminta lima orang, mudah-mudahan juga menambah bapak asuh ini. Karena memang tujuannya adalah meningkatkan gizi yang terkena stunting,” tutur dia.
Sebab, kata Anthon Gunawan, untuk menjadi bapak asuh anak stunting terbuka untuk umum.
“Tidak ada syarat khusus. Terbuka untuk masyarakat. Jadi kalangan pemerintahan, pejabat, swasta, masyarakat. Jadi ini awal dulu. Nah kedepan mudah-mudahan kita bisa juga mensosialisasikan siapapun yang ingin jadi bapak asuh stunting bisa dari kalangan pers,” katanya.
Baca Juga: Kelurahan Cigadung Pandeglang Promosikan Minyak Keletik
Ketua TP PKK Kota Serang Ade Jumaiah Syafrudin mengatakan, TP PKK Kota Serang melalui kelompok kerja (Pokja) 4 yakni tentang kesehatan terus menyosialisasikan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu menyusui untuk senantiasa berkunjung ke Posyandu.
“Ada pengarahan, ada masukan dari bidan, dari kader-kadernya untuk bagaimana sih supaya melahirkan ibu itu tidak mempunyai anak stunting dari masa kehamilan sampai umur anak dua tahun,” kata Ade Jumaiah Syafrudin.
Terkait masih ada ibu hamil dan ibu menyusui yang malas ke posyandu, Ade Jumaiah Syafrudin mengaku pihaknya siap jemput bola untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Serang.
“Kalau PKK kebanyakannya jemput bola. Dan selalu ke lapangan terus. Pendampingan dari keluarga, pemerintahan, masyarakat juga,” katanya. ***