BANTENRAYA.COM – Belakangan ini istilah sallo mako jago tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos).
Pasalnya, istilah sallo mako jago mencuat usai disebutkan mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
Melalui catatannya, Dahlan Iskan mengaitkan sallo mako jago dengan situasi hukum yang dihadapi Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Dahlan menyebut bahwa SYL merupakan sosok yang telah mendulang banyak prestasi, dari kepala desa hingga akhirnya menjabat sebagai menteri.
Sayangnya, mantan menteri Pertanian itu kini harus menghadapi tuntutan 12 tahun penjara serta mendapati denda yang cukup besar.
Atas hal tersebut, Dahlan melalui catatannya mengaitkan status hukum SYL dengan istilah sallo mako jago usai menngutip dari Uslimin, salah seorang mantan pemimpin media dari Makassar.
Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Sirkular dengan Pengelolaan Sampah, DLH Kota Cilegon Gandeng Sekolah
Sallo mako jago sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Bugis yeng memiliki arti setiap katanya.
“Sallo” berarti ‘perlahan’, “Mako” berarti ‘saja’ dan “Jago” merujuk pada seekor ayam jantan yang biasanya dilambangkan sebagai kekuatan atau hebat.
Secara harfiah, istilah tersebut memiliki arti “perlahan saja, pasti kuat”.
Baca Juga: Nonton Film Lafran Pane, Al Muktabar Rela Jauh-jauh ke Rangkasbitung
Sehingga bisa bermakna sebuah motivasi untuk seseorang yang tengah menjalani sebuah proses namun harus yakin bahwa seseorang itu hebat dan kuat.
Di samping itu ada juga yang mengartikan bahwasanya “ayam jantan sudah selesai”.
Arti tersebut memiliki makna seseorang yang dulunya kuat dan berkuasa kini tidak lagi memiliki kekuatan atau pengaruh.
Biasanya, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi tragis seseorang yang mengalami kejatuhan dari posisi tinggi.***