BANTENRAYA.COM – Bolehkah membaca niat puasa Ramadan hanya sekali untuk satu bulan?
Pertanyaan tersebut muncul, karena umat muslim penasaran terkait hukum membaca niat puasa Ramadan hanya sekali untuk satu bulan.
Mari cari tahu pendapat dari ketiga Mazhab mengenai hukum membaca niat puasa Ramadan hanya sekali untuk satu bulan.
Membaca niat puasa Ramadan termasuk ke dalam rukun puasa, maka dari itu hukumnya wajib dilakukan.
Bila tidak diniatkan, maka puasa Ramadan dianggap tidak sah dan berakhir sia-sia.
Niat puasa Ramadan dilakukan di malam hari sebelum terbit matahari, dan boleh dibaca di dalam hati.
Baca Juga: Grand Opening, Bening’s Clinic Kini Hadir di Kota Serang
Terkadang pada malam harinya, kita lupa membaca niat puasa Ramadan karena kecapekan atau rasa kantuk yang menghadang.
Untuk menghindari hal tersebut, ada anggapan bahwa dibolehkan untuk membaca niat puasa Ramadan hanya satu kali untuk satu bulan kedepan.
Berikut ini bacaan niat Puasa Ramadan untuk sebulan penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma jami’I syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Baca Juga: Awal Bulan Ramadhan 1444 H, NU Putuskan Jatuh Pada Hari Kamis, 23 Maret 2023
Lantas bagaimana pendapat dari ketiga Mazhab terkait bacaan niat puasa Ramadan satu bulan penuh?
Seperti yang diketahui di Indonesia sendiri terdapat tiga Mazhab, yaitu Syafi’i, Malik, dan Hanifah.
Terkadang ketiga Mazhab tersebut berpendapat berbeda terkait hal yang berhubungan dengan ibadah.
Salah satunya, bacaan niat puasa Ramadan satu bulan penuh. Ada Mazhab yang memperbolehkannya dan ada pendapat lain.
Mengutip dari buku Fiqih Praktis Puasa karya Buya Yahya, berikut perbedaan pendapat ulama terkait pelaksanaan niat puasa Ramadan.
1. Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafi’i meyakini bahwa satu kali niat dilakukan untuk satu kali puasa.
Artinya, dalam berniat puasa harus dilakukan setiap malam atau sebelum terbit fajar.
Menurut Imam Syafi’i, niat puasa Ramadan wajib dilakukan setiap hari, tidak cukup hanya sekali niat di awal bulan untuk sebulan penuh.
2. Mazhab Malik
Mazhab Maliki membolehkan menggabungkan niat di awal puasa selama satu bulan penuh dengan syarat dalam sebulan tersebut tidak terputus dengan batalnya puasa.
Apabila sempat terputus kemudian tidak berpuasa beberapa hari, maka ia harus memulai dengan niat yang baru.
Salah satu sebab terputusnya puasa dalam satu bulan yaitu karena haid bagi kaum perempuan.
3. Mazhab Abu Hanifah
Berdasarkan mazhab Abu Hanifah, tidak ada perbedaan dalam melakukan niat puasa wajib atau sunah.
Menurut Imam Abu Hanifah, melakukan niat di malam hari tidaklah wajib.
Apabila berniat setelah terbitnya matahari, maka puasanya tetap sah asalkan matahari belum tergelincir atau memasuki waktu dzuhur dan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Jadi selain membaca niat puasa sebulan penuh, ada baiknya kita juga membaca niat puasa harian yang dapat dilakukan pada malam hari atau subuh menjelang imsak.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Sakit Gigi Dalam 5 Menit, Ampuh dan Efektif
Itulah informasi terkait perbedaan pendapat ketiga mazhab soal bacaan niat puasa Ramadan.***