BANTENRAYA.COM – Kemacetan di Ibu Kota Jakarta seolah tidak pernah ada habisnya.
Meski pemerintah sudah menambah jalan, membangun underpass hingga flyover, kepadatan kendaraan tetap saja kemacetan terus terjadi.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyebut, pertumbuhan kendaraan bermotor menjadi penyebab utama mengapa kemacetan lalu lintas di Jakarta tak pernah usai.
Baca Juga: Kader Keluhkan Honor Yang Belum Dibayar 3 Bulan, Ini Respon Walikota Cilegon Robinsar
“Setiap hari ada tambahan sekitar 2.500 sampai 3.000 unit kendaraan di Jakarta,” ujarnya dikutip dari tayangan diskusi pada kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat, 22 Agustus 2025.
“Itu setara dengan kebutuhan tambahan jalan sepanjang 16 kilometer per hari,” kata Syafrin.
Ia menjelaskan, pelebaran jalan maupun pembangunan flyover dan underpass hanya menambah panjang jalan sekitar 0,001 persen.
“Jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan kebutuhan. Pertumbuhan kendaraan jauh melampaui kapasitas jalan,” tegasnya.
Selain faktor jumlah kendaraan, Syafrin juga menyoroti masalah pengaturan lalu lintas yang belum adaptif.
Lampu lalu lintas di Jakarta masih statis sehingga menimbulkan inefisiensi di persimpangan.
Baca Juga: 3 Link Twibbon Hari Televisi Nasional 2025, Desain Menarik dan Mudah Diunduh Secara Gratis
Kondisi ini, menurutnya, semakin memperburuk kemacetan yang dalam beberapa tahun terakhir tingkatnya bertahan di atas 50 persen. Bahkan, pada 2023 angka kemacetan tahunan mencapai 53 persen.
Menghadapi situasi ini, Pemprov DKI tidak hanya mengandalkan penambahan infrastruktur, tetapi juga mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.
“Selama lima tahun terakhir, kami sudah memperbaiki layanan angkutan umum secara masif dan mengintegrasikannya. Sekarang kami masuk pada pengendalian lalu lintas,” kata Syafrin.
Ia menegaskan, tanpa perubahan perilaku masyarakat yang masih bergantung pada kendaraan pribadi, kemacetan akan sulit diatasi.
“Kompleksitas masalah transportasi di Jakarta begitu luar biasa. Karena itu, kami mengajak masyarakat meninggalkan ketergantungan pada kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum,” tandasnya.***