BANTENRAYA.COM – Pemprov Banten menggelontorkan 2.595,3 ton beras untuk mengantisipasi kenaikan harga jelang Natal dan tahun baru.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, menjelang perayaan Natal dan tahun baru, sejumlah harga barang di pasaran sepertiberas, cabai, gula, dan daging masih terkendali.
Ia mengklaim, gerakan pasar pangan murahdianggap berhasil dalam mengendalikan laju inflasi di Banten menjelang Natal dan tahun baru.
Baca Juga: Rusak Dulu 7 Tahun, Kini Jalan di Bebulak Barat Kota Cilegon Akhirnya Diperbaiki
“Laju inflasi tahunan (YoY) untuk November 2023 Provinsi Banten itu sebesar 3,03 persen. Sedangkan untuk secara bulanannya (m-t-m) pada Oktober 2023 ini sebesar 0,57 persen,” ujarnya.
“Dengan itu, dapat kita simpulkan bahwa inflasi di kita masih cukup terkendali sejalan dengan kondisi perekonomian masyarakat kita,” katanya, Rabu 13 Desember 2023.
Al menuturkan, pihaknya masih terus mengawasi sejumlah komoditas yang menjadi pemicu inflasi seperti beras dan cabai merah.
Baca Juga: 136 Rumah Rusak Akibat Puting Beliung di Pandeglang, Hanya 7 Diantaranya yang Terima Bantuan
Ia mengungkapkan, dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan mampu menstabilkan pergerakan harga dan ketersediaan bahan pangan yang ada di pasaran.
Ia juga menuturkan, jelang akhir tahun 2023, stok beras di Provinsi Banten masih cukup terkendali.
Pihaknya juga mengaku telah menggelontorkan sejumlah beras perlindungan sosial melalui pendanaan dana insentif daerah (DID).
Baca Juga: Pemadanan NIK dan NPWP Belum Juga Rampung, Masa Implementasi Diperpanjang hingga Tahun Depan
“Pada dasarnya untuk beras kita sudah aman, kita sudah gelontorkan sejumlah stok beras kita dalam rangka intervensi harga,” katanya.
“Dari 2.595,3 ton beras perlindungan sosial pendanaan Dana Insentif Daerah (DID) ke satu dan dua sudah disalurkan. Ada tersisa 680,3 ton beras lagi dan sedang dalam proses penyaluran,” ungkapnya.
Upaya lain yang dilakukan untuk mengendalikan laju inflasi daerah adalah dengan pemanfaatan dana fiskal daerah untuk mengurangi pengeluaran dan menyeimbangkan anggaran.
“Kita atur baik pengeluarkan kita dengan mempetimbangkan anggaran yang ada, sehingga laju inflasi dapat terus terkendali,” tuturnya.
“Selain itu berbagai upaya terus kita lakukan dengan memantau harga komoditas pangan di pasar-pasar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid menyampaikan, saat ini harga beras di Provinsi Banten masih dalam kondisi yang relatif stabil.
Meski demikian, harganya saat ini sedikit berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Selain itu, pihaknya juga mangatakan bahwa akan terus berupaya untuk menstabilkan laju inflasi pada komoditas cabai merai sesuai dengan arahan dari Mendagri,
“Saat ini untuk Banten harga beras relatif stabil walaupun di atas rata-rata HET, antara Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu untuk kualitas medium. Sementara itu beras premium ada di kisaran harga Rp 14 – 15 ribu,” kata Agus.
Baca Juga: Debat Perdana, Timses Capres-Cawapres di Kota Cilegon PD Bisa Rebut Suara Pemilih Abu-abu
“ntuk cabai merah, kita akan upayakan dengan menggelar panen secara hybrid, jadi begitu panen langsung kita salurkan ke pasar ataupun konsumen, dan kita tanam kembali. Kira-kira ada sekitar 1 hektare yang akan dipanen,” tambahnya. (mg-rafi) ***