BANTENRAYA.COM – Anggota Komisi X DPR RI Rano Karno menilai ongkos menjadi calon Gubernur Banten pada Pemilihan Gubernur atau Pilgub Banten tergolong mahal.
Rano Karno memperkirakan ongkos kampanye yang digunakan untuk Pilkada Banten tahun 2024 mencapai Rp 10 miliar. Bahkan, bisa melebihi Rp 10 miliar.
“Ya, lumayan lah, minimal mobil oplet,” kata Rano, kepada Bantenraya.com, ditemui pada grand opening Pucuk Pare cafe dan resto, Jumat 8 Maret 2024.
Baca Juga: Asyik! Drakor A Shop For Killers Season 2 Sedang dalam Tahap Diskusi, Bakal Tayang Kapan?
“Artinya, pasti setiap kegiatan jangan jauh-jauh, bawa mobil saja beli bensin. Artinya pasti ada biaya,” imbuhnya.
“Ya, kira-kira satu bulan gaji lah. Ya, gak mungkin Rp 100 ribu dong. Relatif, cuman cukup besar, Rp 10 miliar, bisa lebih gede dari itu,” katanya.
Diketahui, Rp10 miliar setara dengan sekitar 3.000 lebih kali dari nilai upah minimum provinsi (UMP) Banten 2024 senilai Rp2.727812,11.
Ia menuturkan, biaya untuk Pilgub Banten cukup besar. Biaya besar biasanya dibutuhkan oleh satu pasangan calon bukan untuk politik uang, melainkan untuk biaya kampanye.
Baca Juga: Aaron Bushnell, Prajurit Amerika Pembela Gaza Jadi Nama Jalan Baru di Tepi Barat Palestina
“Kabupaten kota di Banten ada delapan. Kalau kita ploting satu kabupaten Rp 2 miliar saja, Rp 16 miliar. Dari Rp 2 miliar ini apa yang bisa dibikin, itu bagian yang harus kita hitung,” katanya.
“Dana itu digunakan untuk biaya apa saja, sosialisasi, cetak APK (alat peraga kampanye), kunjungan, termasuk biaya saksi,” ujarnya.
Selain dana dari calon, kata Rano, dana kampanye juga akan dibantu oleh partai pengusung.
Baca Juga: Niat Mau Ngabuburit, Kedua Bocah Perempuan Bersama Motornya Ini Malah Terjebak di Genteng Orang
“Memang ada dana dari partai, tapi itu dana gotong royong, gak mungkin partai membiayai semua gak mungkin, dan menjadi tanggung jawab calon, di itu kita gotong royong,” ungkapnya.
“Hampir pimpinan daerah yang memimpin pasti semuanya gotong royong,” tuturnya.
Saat disinggung apakah pihaknya sudah menyiapkan anggaran untuk kontestasi Pilgub Banten, Rano mengaku, sudah menyiapkannya. Namun masih belum cukup.
Baca Juga: Nah Loh! Dewan Hakim dan Peserta Pertanyakan Honor dan Hadiah MTQ XII Tingkat Kota Serang
“Iya, nanti kan masih lama tahapan Pilkada November 2024. Minimal hari ini (kemarin-red) saya harus banyak puasa untuk ngumpulin duitnya,” ujarnya.
Rano menerangkan, masih belum menentukan pilihannya di Pilkada 2024. Apakah akan maju sebagai bakal calon Gubernur Banten atau bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
“Saya gak bisa yang lain OTW Jakarta atau Banten. Tapi saya lebih senang Banten, karena Banten itu membangun,” katanya.
Baca Juga: Ojol Kepergok Nyuri di Kos-Kosan, Ketangkap Basaj dan Sempat Menolak, Untung Nggak Dikeroyok Massa
Menurutnya, saat ini belum ada yang berkomunikasi siapa yang akan mendampinginya di Pilkada 2024.
Mengenai komunikasi dengan calon lain hingga tokoh pada Pilgub Banten, Rano mengaku, belum intensif. Termasuk dengan Airin, Dimyati Natakusuma, dan Irna Narulita.
“Semua mungkin saja. Ketimbang dengan Pak Dimyati justru saya sesekali melakukan komunikasi dengan bu Irna, walaupun memang tidak sering, karena ia sibuk saya juga sibuk. Kalau untuk Pilgub semuanya masih ada kemungkinan,” ujarnya.
Baca Juga: Tol Serpan Seksi 3 Rampung 2025, Pemkab Pede Daerah Selatan Dibanjiri Investor
Mengenai suaranya kalah di Pileg 2024 oleh Airin Rahmi Diani, kata Rano, suara Airin tersebut sebagai barometer untuk menuju Pilgub Banten 2024.
“Banyak faktor. Ibu Airin kan kampanye dari tahun 2019. Artinya wajar kalau bu Airin meraih suara terbanyak,” ungkapnya.
“Minimal kita berhitung. Saya punya kamar hitung. Itu kuatnya dimana, lemahnya dimana. Bu Airin itu starnya bukan di Pileg, tapi Pilgub. Secara realita itu kenyataannya,” terangnya. ***


















