BANTENRAYA.COM – Wakil Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Serang, Indra Martha Rusmana menyoroti momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Pada tanggal 2 Mei dalam setiap tahun, bangsa Indonesia memperingati Hardiknas sebagai refleksi atas perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam merancang pendidikan yang memerdekakan.
Namun di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus globalisasi, tantangan dunia pendidikan semakin kompleks, terutama dalam membentuk karakter peserta didik.
Baca Juga: Ujian Praktik Nikah di SMAN 1 Lumbung Layaknya Sungguhan, Malah Kena Hujat Netizen
Momen Hardiknas tahun ini harus dijadikan panggilan untuk kembali menegaskan arah pendidikan yang holistik – tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga kuat secara akhlak dan kepribadian.
Dalam konteks ini, Gerakan Pramuka menjadi jawaban nyata bagi pendidikan karakter yang selama ini hanya menjadi slogan.
Pramuka: Pendidikan Karakter yang Terbukti
Baca Juga: Semarak HUT Kota Cilegon Ke-26, akan Dimeriahkan oleh Band-band Lokal
Gerakan Pramuka tidak hanya mengajarkan baris-berbaris atau mendirikan tenda. Di dalamnya tertanam nilai-nilai kedisiplinan, kepemimpinan, kerja sama, dan kepedulian sosial – yang semuanya sangat relevan dengan profil Pelajar Pancasila yang dicanangkan pemerintah.
Melalui latihan rutin, kegiatan alam, dan sistem among yang mengedepankan teladan dan kasih sayang, anak-anak dibentuk menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Bahkan, dalam berbagai riset pendidikan, pendekatan learning by doing seperti yang ada dalam Pramuka terbukti efektif menanamkan nilai secara mendalam dan berkesan.
Baca Juga: Sopir Truk Tronton Tetap Parkir Liar di JLS, Dishub Cilegon Lempar Handuk Putih
Guru sebagai Pembina, Sekolah sebagai Wadah
Untuk menjadikan Pramuka sebagai jantung pendidikan karakter di sekolah, perlu langkah konkret: seluruh guru seyogyanya diberikan kesempatan dan dorongan untuk menjadi pembina Pramuka dengan mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML).
Dengan begitu, mereka tak hanya menjadi pendidik di ruang kelas, tetapi juga pembina yang mengawal karakter siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Baca Juga: Diduga Lakukan Pelecehan pada Muridnya, Guru Agama di SMPN 1 Maja Ternyata Masih Aktif Mengajar
Sekolah pun harus memberi ruang yang luas bagi kegiatan Pramuka. Tidak sekadar formalitas atau kegiatan seremonial, tetapi sebagai bagian integral dari kurikulum dan budaya sekolah.
Membangun Generasi Tangguh
Krisis moral, rendahnya etika digital, dan kurangnya kepedulian sosial menjadi tantangan nyata generasi muda saat ini. Melalui Gerakan Pramuka, kita sedang menyiapkan generasi yang tangguh secara mental, cerdas dalam bertindak, serta berakar pada nilai-nilai kebangsaan.
Baca Juga: 8 Ucapan Doa untuk HUT Kota Cilegon Ke-26, Semoga Diberi Keberkahan dan Kemajuan
Pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan seluruh pemangku kepentingan perlu bergandengan tangan untuk memperkuat revitalisasi Gerakan Pramuka di sekolah. Ini bukan hanya soal kegiatan ekstrakurikuler, tetapi investasi peradaban bangsa.
Hari Pendidikan Nasional bukan hanya untuk mengenang jasa tokoh pendidikan, tetapi juga momen untuk berani mengambil langkah strategis. Saatnya menjadikan Gerakan Pramuka sebagai strategi utama pendidikan karakter di Indonesia.
Karena sejatinya, mendidik bukan hanya membuat anak pandai, tetapi membuat mereka menjadi manusia yang utuh dan berguna bagi sesama.
Baca Juga: Pemindahan PKL ke Pasar Kandang Sapi, Pemkab Lebak Janji Gratiskan Sewa Tahun Pertama
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025. Mari kita kobarkan semangat belajar, berkarya, dan membangun karakter bangsa – melalui jalur pendidikan dan kepramukaan. ***