BANTENRAYA.COM – Pemkab Serang menggelar pertemuan penguatan forum kemitraan pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberculosis (TBC), Malaria (PP ATM) bersama kepala desa.
Pada kegiatan tersebut angka penemuan kasus tuberculosis atau TBC di Kabupaten Serang dari Januari sampai Oktober 2025 menyentuh angka yang cukup tinggi yakni sekitar 2.000 lebih.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, pemeriksaan TBC sudah menyentuh angka 92 persen.
BACA JUGA: Permainan Apik Teja Paku Alam Dipuji Setinggi Langit oleh Mario Jozic: Dia Tak pernah Berhenti!
“Tapi untuk penemuan kasus ini kita masih diangka 60 persenan, angkanya sekitar dua ribuan,” ujarnya di aula TB Suwandi Pemkab Serang, Senin 3 November 2025.
Ia menjelaskan, masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ketika dalam tubuhnya terdapat gejala terkena TBC.
“Kesadaran untuk berobat atau dirinya ke Puskesmas masih kurang. Di samping itu juga kita sedang aktif mencari penemuan kasus dan melakukan screening di pondok pesantren,” katanya.
BACA JUGA: 4 Mantan Anak Buah Dede Apriandhi di Setwan DPRD Provinsi Banten Naik Jabatan
Istianah menuturkan, seseorang yang menderita TBC disebabkan adanya kuman Mycobacterium tuberculosis dan bisa menular lewat droplet atau lewat cipratan dahak.
“Menular dari batuk atau bersin ya yang ada kumannya. Jadi sangat cepat menular tapi proses menjadi sakitnya ini bisa terjadi dalam waktu lama,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, tanda-tandanya atau gejala utama bagi seseorang yang mengidap TBC itu adalah batuk berdahak dengan waktu lebih dari dua minggu.
“Gejala lain seperti nyeri dada atau sesak nafas. Kemudian ada demam yang berkepanjangan, meriang tanpa penyebab yang jelas, keringat malam hari tanpa aktivitas fisik, dan penurunan berat badan yang signifikan,” katanya.
Pihaknya akan membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, Malaria dan HIV/AIDS (TMA) sebagai upaya untuk memberantas penyakit berbahaya. ***
