BANTEN RAYA.COM – Pemprov Banten melalui Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten menargetkan panen produksi beras hingga tahun 2025 mencapai 1,2 juta ton. Hal panen disampaikan oleh Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M Tauchid yang mengaku optimis jika target tersebut bisa tercapai.
Agus menjelaskan, saat ini, Provinsi Banten menduduki peringkat ke-8 nasional sebagai penghasil panen beras tertinggi. Dirinya menerangkan posisi tersebut naik satu tingkat dari sebelumnya yakni posisi ke-9 nasional panen penghasilan beras. Adapun Provinsi penghasil panen beras tertinggi lainnya yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Sumatera Utara (Sumut).
“Kami optimis sampai akhir tahun posisi ke-8 bisa kita pertahankan dan kami prediksi sampai akhir tahun produksi beras Banten bisa mencapai 1,2 juta ton melalui panen raya. Ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi,” jelasnya, Kamis, (18/9/2025).
Ia menuturkan, untuk angka sementara produksi padi dan beras Banten mulai dari Januari sampai Oktober 2025 mencapai 988.307 ton. Angka ini, kata dia, mengalami kenaikan yang cukup tinggi jika dibandingkan tahun 2024.
“Dari angka sementara, produksi beras Banten Januari sampai dengan Oktober nanti akan mengalami kenaikan 15,6 persen. Karena tahun kemaren (2024, red), produksi beras Banten Januari sampai Oktober hanya 884.912 ton. Dan bahkan, secara nasional Banten tahun ini naik peringkat dari 9 ke peringkat 8 secara nasional,” jelasnya.
BACA JUGA : Harga Beras Medium Turun, Tapi Beras Premium di Pasar Induk Rau Masih Tinggi
Selain karena faktor alam dengan adanya kemarau basah, peningkatan itu juga dirinya klaim tidak lepas dari faktor penunjang lain seperti irigasi dan pompanisasi.
“Pertama ini karena faktor air, air di topang dengan kemarau basah. Kedua adanya intervensi dari pemerintah dengan adanya irigasi dan bantuan pompanisasi,” katanya.
Dengan capaian saat ini, Agus mengaku mendapatkan tugas tambahan dari Kementerian pertanian yakni untuk bisa meningkatkan indeks penanaman hingga tiga kali panen dalam satu tahun.
“PR (pekerjaan rumah, -red) tertinggi, kami dituntut pak Menteri, pak Gubernur untuk meningkatkan indeks penanaman, diharapkan bisa tanam tiga kali setahun,” ucapnya.
“Sekarang kita baru mencapai dua atau dua setengah. Ini pada beberapa wilayah akan kami genjot. Untuk benih dan pupuk tersedia. Kami ingin Banten bisa tanam tiga kali setahun,” imbuhnya.
Sementara itu, sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi Hartawan menyampaikan bahwa ketahanan pangan kini menjadi salah satu prestasi sekaligus prioritas Banten.
BACA JUGA : Polres Serang Gerebek Pabrik Beras Oplosan di Pamarayan
Menurutnya, ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tapi bagaimana kesejahteraan petani juga bisa terjamin.
“Pemerintah hadir untuk menjaga harga, memastikan ketersediaan pupuk, dan menekan biaya produksi agar keuntungan kembali ke petani, bukan berhenti di distributor,” kata Deden.
Deden juga menyampaikan, di 2024, provinsi Banten berhasil mencatat 1,501 juta ton gabah kering giling (GKG). Tahun 2025, jumlah itu diproyeksikan naik menjadi 1,73 juta ton GKG, bahkan ditargetkan menembus 1,85 juta ton GKG. Dengan hasil itu, kata Deden, Banten kini menempati posisi ke-8 produsen padi terbesar di Indonesia.
“Ini bukan hanya prestasi, tapi juga tantangan. Kita harus menjaga produktivitas sekaligus meningkatkan kualitas hasil pertanian,” ujar Deden. (***).
















