BANTENRAYA.COM – Video seorang siswi SMP Negeri di Kota Serang menjadi korban perundungan viral di media sosial atau medsos.
Video perundungan seorang siswi SMP Negeri di Kota Serang itu diunggah oleh akun X @dhemit_is_back.
Dalam tayangan video itu, sebelum dianiaya, seorang siswi SMP berseragam batik biru raut wajahnya tak nampak cemas, meski tengah dikasih peringatan oleh beberapa pelajar SMP lainnya.
Siswi SMP berseragam batik biru hanya diam tak menaruh curiga sedikitpun.
Tiba-tiba siswi kaos putih langsung nyap-nyap sambil memaki siswi SMP berseragam batik biru.
“Gue udah sabar sama Lo,” ujarnya, seraya melayangkan tinju ke muka siswi SMP berseragam batik biru. Korban ditarik kerudungnya. Dijambak rambutnya. Dipukul bertubi-tubi punggungnya. Sambil dipukuli, pelaku juga menyebut korban monyet.
Anehnya, aksi perundungan ini juga divideokan oleh rekan pelaku lainnya.
Baca Juga: Fatayat NU Gandeng PNM untuk Literasi Keuangan, Rp310 Miliar Pembiayaan Tersalurkan di Lebak
Rupanya pelaku kaos putih masih belum puas, kepala korban dipukul lagi.
Lalu pelaku lainnya yang memakai seragam SMP batik merah ikut memukul kepala dan menendang berkali-kali sampai korban menangis histeris.
Pelaku kaos putih masih kesal menendang kepala, dan memukul bertubi-tubi korban sampai nangis histeris, sampai tangan korban menutup muka untuk melindungi wajahnya.
Tiba-tiba ada suara seorang lelaki yang coba melerai aksi perundungan itu. “Woi udah woi,” teriak seorang lelaki.
Pelaku yang memakai kaos putih masih emosi dan menyebut korban anjing bangsat.
Ia pun mengancam korban walaupun sudah tidak berdaya.
“Terus mau balik lewat mana lo nya? Tolol.”
Noviyan pendamping keluarga korban mengatakan, sepulang sekolah korban yang diketahui anak yatim dijemput temannya di rumah korban di Lingkungan Sayabulu, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Baca Juga: Heboh! Empat Orang Salah TPS Berujung Pencoblosan Ulang di Benda Baru Kota Tangsel
Korban diajak ke salah satu tempat di Lingkungan Domba, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Setibanya di lokasi kejadian, ternyata sudah ada beberapa teman pelaku.
“Mungkin sudah direncanakan. Akhirnya sampai sana korban dikeroyok. Setelah puas mengeroyok, korban ditinggal sendirian sama para pelaku. Korban pulang ke sini (rumah) naik Maxim, karena di lokasi kejadian ada warga yang melerai,” ujar Noviyan, kepada wartawan.
Ia mengaku pihaknya sudah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian.
“Lapor polisi sudah. Cuma sudah empat bulan lebih belum ada kejelasan. Diproses mah diproses cuma ada sedikit hambatan, jadi sampai sekarang belum selesai,” ucap dia.
Noviyan mengungkapkan, selain mengalami kekerasan fisik, korban juga mengalami sedikit gangguan kesehatan mental.
Baca Juga: The Fiery Priest 2 Episode 7 Sub Indo: Spoiler dengan Link Nonton Full Movie Bukan LK21 dan Bilibili
“Luka fisik memang tidak terlalu parah. Cuma mentalnya kena. Trauma. Tadinya sekolah berangkat sendiri. Sekarang sekolah diantar jemput kakaknya,” tuturnya.
Pihak keluarga korban, kata dia, menginginkan laporan kasus penganiayaan ini dilanjutkan.
“Saya harap sih pengen lanjut, karena memang sudah diproses kepolisian. Saya harap dari pihak kepolisian melanjutkan kasus ini,” harap Noviyan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dibdikbud Kota Serang Tubagus M Suherman mengatakan, pelaku perundungan atau bullying bisa dikenakan sanksi berat.
“Sanksi berat itu sampai dikeluarkan dari sekolah. Kalau memang sudah tidak bisa dibina lagi,” ujar Suherman, ditemui usai acara upacara peringatan HUT Korpri ke-53 di Alun-alun Barat, Kota Serang, Jumat 29 November 2024.
Baca Juga: INFO LOKER! PT Samator Indo Gas Tbk
Dengan adanya insiden tersebut, Dindikbud Kota Serang melakukan sosialisasi bullying ke sekolah-sekolah yang berkolaborasi dengan kampung anti narkoba.
Jadi selain bullying juga mensosialisasikan tentang anti narkoba.
“Mudah-mudahan dengan cara itu para pelajar bisa berkurang kegiatan tawuran, bullying, tindakan kekerasan dan sebagainya,” ucap dia.
Suherman tak menampik bahwa aksi perundungan dan bullying masih marak terjadi di kalangan pelajar di Kota Serang.
“Iya. Itu disadari sekarang memang perlu adanya sosialisasi tentang bullying. Yang sekarang ini sedang dilaksanakan oleh kampung anti narkoba, kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang,” katanya.
Ia menjelaskan, faktor penyebab terjadinya bullying atau perundungan bervariatif, diantaranya pengaruh gadget.
“Dari hape juga yang setiap hari mereka geluti. Sekarang diimbangi dengan sosialisasi yang sama, mudah-mudahan mereka makin paham untuk tidak melakukan bullying,” jelas Suherman.***