BANTENRAYA.COM – Tangis tak terbendung dari Entis Karlina, warga Kampung Kadu Bincarung, Desa Kadubale, Kecamatan Banjar, Pandeglang.
Isak tangis pecah kala dirinya harus menerima kenyataan pahit bahwa rumah dan harta bendanya ludes tak tersisa dilalap api pada Sabtu, 20 Juli 2024, pukul 13.30 WIB.
Pasca kebakaran, Entis dan ibunya, Rohmah menceritakan bahwa di dalam rumahnya yang terbakar, ada uang tabungan sebesar Rp 10 juta dan emas 200 gram.
Niat hati, tabungan tersebut akan digunakan untuk perjalanan umroh sang ibu.
Baca Juga: Kinerjanya Baik dan Paham Birokrasi, Aziz Gagap dan Para Komedian Dukung Airin di Pilgub Banten
“Masya Allah, saya ingat perjuangan mamah saya yang ngumpulin dari anak-anaknya yang buat umroh katanya uangnya,” kata Entis sambil terisak.
“Sebulan-bulannya katanya buat umroh, kalo gak nyampe umroh buat meninggal embah. Bapak saya juga bukan yang kerja,” sambung Entis lagi.
Selain tabungan umroh sang ibu, Entis mengungkapkan bahwa api juga turut membakar berkas-berkas berharga milik anggota keluarga lainnya.
“Sertifikat rumah, tanah, sawah semua ludes. Terus KTP, kartu keluarga, ijazah. Sama ada juga satu motor,” ungkapnya.
Entis menuturkan bahwa api yang membakar rumahnya berasal dari tungku atau alat memasak yang menggunakan kayu bakar.
Awalnya, dirinya saat itu sedang memasak air. Namun Entis mengaku lupa dan meninggalkan begitu saja saat api sedang dalam kondisi menyala.
“Air di tungkunya sudah habis, mungkin ada percikan terus apinya ke atas dan nyebar ke semua, karena dapurnya kayu semua,” tuturnya.
Entis juga turut menceritakan saat dirinya mencoba memadamkan api yang sudah terlanjur besar. Saat ia mendengar rumahnya terbakar dari teriakkan tetangga, Entis langsung berlari ke arah rumahnya.
Baca Juga: Klamby Kini Hadir di Kota Serang, Yuk Intip Promo Menarik dan Koleksinya
Kemudian ia bersama adik dan keponakannya mencoba memadamkan api dengan alat seadanya.
“Kebakaran, kebakaran. Terus kata saya apa yang kebakaran. Saya lari, pas saya liat udah kebakaran semua. Terus saya ngambil air sama adik dan keponakan, abis itu dibantu warga juga make alat seadanya,” kata Entis menceritakan.***

















