BANTENRAYA.COM – Hampir setengah dari jumlah kios, los, hingga pelataran di Pasar Badak Pandeglang dalam kondisi kosong alias tak ada penyewa yang menempatinya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Pandeglang, Asep Dede menyebutkan bahwa sedikitnya ada sekitar 1.017 jumlah lapak yang ada di Pasar Badak Pandeglang baik itu berupa kios, los, dan pelataran.
Namun, hampir setengahnya dalam kondisi kosong dan tidak ada penyewa yang menempatinya.
“Ada sekitar seribuan lebih, tapi memang banyak toko yang tutup setengahnya atau sekitar 50 persennya,” kata Asep kepada Bantenraya.com, Kamis, 1 Agustus 2024.
Kosongnya sejumlah kios tentu diungkapkan Ade mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah atau PAD pasar.
Pihaknya sendiri dibebankan PAD sebesar Rp 3,7 miliar hingga akhir tahun 2024. Namun hingga Juli 2024, baru terealisasi sebesar Rp 1,042 miliar.
“Di bulan tujuh kemarin kami baru terealisasi Rp 1 miliar 42 juta. Target kami mungkin hanya 70 persennya tercapai,” imbuhnya.
Selain banyaknya toko yang tutup, Asep menuturkan bahwa faktor lain yang menyulitkan tercapainya capaian PAD ialah kesadaran para penyewa terkait pembayaran uang sewa.
Padahal, dirinya mengklaim bahwa harga sewa yang ditetapkan pemerintah terbilang murah. Untuk kios, penyewa hanya perlu membayar Rp 25 ribu perbulan, los Rp 10 ribu, dan pelataran Rp 7,5 ribu.
Baca Juga: Uyun dan Robinsar Tetap Lengkapi Berkas Pelantikan Dewan Terpilih, Jadi Dewan Dulu Baru Mundur?
“Kemudian terkait sewa juga agak sulit ya ke para pedagang tingkat kesadarannya. Mereka punya alasan, seperti pasar sepi, pengunjung kurang datang di pasar karena kebanyakan belanja di online,” tandasnya. (***)