BANTENRAYA.COM – Menjelang Natal dan Tahun Baru atau Nataru, sejumlah harga bahan dapur di Kota Cilegon naik tajam, diperkirakan kenaikan mencapai 120 persen.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas atau UPTD Pasar Kranggot Kota Cilegon Dani Rahmat mengatakan, sampai hari ini bahan-bahan dapur sudah mulai naik dan akan terus naik sampai Nataru nanti.
“Harga sembako di Pasar Kranggot ini dalam sekian bulan mengalami kenaikan signifikan, bukan 10 atau 20 persen lagi, tapi bisa mencapai 100 atau 120 persen,” kata dia saat ditemui di ruangannya, Selasa, 6 Desember 2023.
Dani menerangkan, kenaikan yang mencapai 100 atau 120 persen ini hanya berlaku pada produk-produk tertentu, contoh cabe keriting, cabai setan maupun cabai hijau.
Baca Juga: Kedapatan Hendak Curi Motor di Tengah Malam, ODGJ di Cikande Diamuk Massa
Varian cabai itu, sambungnya, rata-rata naik 10 persen, yang sebelumnya dari harga Rp30.000, naik Rp70.000 dan hari ini mencapai Rp100.000.
“Jadi kenaikan-kenaikannya ini bukan 10 persen lagi, tapi sudah mencapai 100 persen,” tegasnya.
Adapun faktor kenaikan tersebut, kata Dani, salah satunya imbas dari fenomena El-Nino mengakibatkan kemarau panjang.
Ia menambahkan, karena musim kemarau panjang tersebut, sedikit banyak berimbas terhadap kebutuhan bahan-bahan dapur, misalnya petani cabe yang mengalami gagal panen.
Baca Juga: Energi Gelombang Makin Hebat, Jamintel Tanam 10 Ribu Bibit Mangrove di Desa Lontar
“Jadi meskipun ketersediaan stok normal, tetapi pengaruh kemarau itu membuat semakin menipisnya stok yang tersedia,” ungkapnya.
“Yang mengalami kenaikan sangat drastis ada di cabai rawit setan, sebelumnya Rp 35.000 naik menjadi Rp 100.00, dua kali lipat lebih kenaikannya,” tambahnya.
Dani mengungkapkan, kenaikan ini juga semakin membuat daya beli masyarakat menurun.
Turunnya daya beli ini, paparnya, bukan saja terjadi di Cilegon, tetapi dirasakan secara nasional.
Baca Juga: Kepala Desa di Pandeglang Demo DPR RI, Desak Jabatan Kades Jadi 8 Tahun
“Kita tidak tahu berapa inflasi yang terjadi, sehingga membuat harga naik tetapi daya beli turun,” ucapnya.
Saat ini, UPTD Kota Cilegon, lanjut Dani, terus berupaya mengontrol harga sembako agar tidak naik atau stabil.
Tetapi, menurutnya, upaya ini tidak bisa bekerja sendirian, harus melibatkan banyak pihak, baik Bulog, Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau Disperindag Kota Cilegon, dan Tim Satgas Pangan Kota Cilegon.
“Jadi di level bawah hanya menginformasikan agar jadi perhatian di level pimpinan atas. Jadi belum ada operasi yang dilakukan dari Bulog dan sebagainya,” tuturnya.
Baca Juga: Calon Gubernur Banten 2024 Gembong R Sumedi Punya Banyak Kumpulan Kata Bijak, Cek di Sini
Sementara itu, pedagang bahan pokok di Pasar Kranggot, Suriyadi menyampaikan, hampir setiap hari harga-harga mengalami kenaikan.
Kata Suriyadi, kenaikan harga bahan dapur ini dimulai pada Oktober saat musim kemarau dan berlanjut sampai Desember ini, menjelang Nataru.
“Dari harga rata-rata Rp 40.000 ke Rp 70.000 sampai sekarang Rp 100.000. Pembeli jadinya mikir lagi, yang dulunya beli satu kilo, sekarang di bawah itu, bisa cuman seperempat kilo,” pungkasnya.***