BANTENRAYA.COM – Aplikasi Aplikasi Jemput Ragam Sampah atau aplikasi Jerapah yang dibuat Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Cilegon dikhawatirkan akan mudah ditinggalkan.
Kekhawatiran Aplikasi Jerapah ditinggalkan, berkaca dari beberapa aplikasi yang dibuat Organisai Perangkat Daerah, tetapi dalam hitungan bulan tidak terpakai lagi.
Wakil Walikota Sanuji Pentamarta mengatakan, seringkali kegiatan launching aplikasi, tetapi tidak berjalan seperti apa yang diharapkan.
“Berapa kali kita launching aplikasi, dalam hitungan bulan kita lupakan,” kata dia usai kegiatan Sosialisasi Program Jerapah dan Literasi Digitalisasi Retribusi Persampahan, di Aula Setda, Rabu, 13 Desember 2023.
Baca Juga: Ahli Waris Jamaah Haji Asal Pandeglang Terima Santunan dari Garuda Indonesia, Besarannya Segini
Sanuji menerangkan, agar aplikasi ini tidak bernasib sama dengan aplikasi-aplikasi sebelumnya, harus ada cara atau upaya khusus.
Di samping itu, sambungnya, aplikasi Jerapah ini juga harus mendapat perlakuan khusus dengan adanya pemantauan secara berkala oleh DLH Cilegon.
“Dari awal harus di-drive banget, dipantau, digerakin, jalan, kesulitan, kendala, perlu adanya perbaikan dan perubahan, sehingga aplikasi ini kita pakai benar,” ungkapnya.
Ia menegaskan, aplikasi ini harus dimulai dipakai terlebih dahulu oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Cilegon.
Baca Juga: BSI Bidik Segmen Ritel dan Konsumer di Kota Cilegon
Baru setelah itu, lanjutnya, aplikasi Jerapah ini disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga aplikasi ini terasa kebermanfaatannya.
“Di DLH nanti harus ada admin untuk memantau aplikasi ini berjalan atau tidak, ada perkembangan tidak, publik tahu tidak, manfaatnya kerasa atau tidak, gitu ya,” tegasnya.
“Aplikasi ini harus milik publik, bukan Pemkot saja, terutama pihak kecamatan, kelurahan, RT dan RW harus tahu,” tambahnya.
Menurutnya, setiap aplikasi yang dibuat mempunyai beban risiko, sehingga perlu adanya evaluasi yang rutin dan berkala.
Baca Juga: Peluang Kuliah di Akmet Bagi Lulusan SMA di Kota Cilegon Semakin Lebar
Hal itu, paparnya, agar aplikasi Jerapah tidak bernasib sama dengan aplikasi-aplikasi yang sudah dibuat sebelumnya.
“Setiap pekan dievaluasi, ada kemajuan atau tidak, per tiga bulan ada semacam diskusi lagi untuk melihat sejauh mana aplikasi ini bermanfaat dan berguna,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Cilegon Sabri menyampaikan, aplikasi Jerapah ini sudah lama di-launching dan sudah MoU dengan Bank BJB.
Sabri menerangkan, aplikasi ini akan selalu melakukan perbaikan sehingga bisa sampai kepada masyarakat Cilegon.
Baca Juga: 2 Bulan Bebas, Ammar Zoni Kembali Terjerat Kasus Narkoba Ketiga Kalinya
“Tentunya melalui camat dan lurah, sehingga proses pengambilan sampah dari hulu itu bisa cepat dilakukan,” ujar dia.
Menanggapi kekhawatiran Wakil Walikota Cilegon aplikasi ini akan cepat dilupakan, kata Sabri, pihaknya bersama Bank BJB akan terus menyosialisasikan aplikasi tersebut.
Sebab, lanjutnya, aplikasi ini dapat mengurangi pemungutan sampah di lapangan.
“Kami berharap semua sudah sistem digital nantinya. Di aplikasi Jerapah itu ada dua jenis sampah, pertama sampah liar, di mana sudah ada lokasi sampah yang bisa kami jemput,” jelasnya.
Baca Juga: Perjalanan Kisah Amar Zoni hingga Hattrick Ditangkap Polisi atas Kasus Narkoba
“Kedua, apabila masyarakat punya sampah yang masih bernilai, itu bisa menginformasikan ke kami dan kami beli dalam arti melalui bank sampah,” pungkasnya.***
















