BANTENRAYA.COM – Biasanya saat memasuki hari Maulid Nabi, banyak pengunjung yang berdatangan ke wisata religi yang ada di Banten.
Salah satu tujuan melakukan wisata religi di Banten adalah untuk berziarah ke makam leluhur.
Ziarah kubur menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh umat muslim di Indonesia untuk mendoakan yang telah meninggal, juga sebagai pengingat kematian.
Baca Juga: Mengenal Joko Kendil, Musafir Viral di TikTok yang Mengaku Mengendarai Harimau Putih
Berikut ini inspirasi objek-objek wisata religi di Banten yang dapat kamu kunjungi.
1. Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten salah satu tempat yang sangat terkenal dikalangan peziarah untuk dikunjungi. Kabarnya, Masjid Agung didirikan oleh Sultan Maulana Hasanudin pada tahun 1552 sampai 1570.
Berlokasi di Jalan Banten Lama, Serang Banten, saat ini Masjid Agung menjadi bagian dari cagar budaya.
Hal ini membuat banyak wisatawan tertarik dan ingin mengetahui tentang sejarahnya. di dekat masjid ini terdapat banyak makam tokoh pejuang yang dahulu berperang melawan Belanda.
Di antara pejuang tersebut ada Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, pangeran Ratu, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Abdul Nasir Abdul Qohhar, Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin.
Baca Juga: Sepak Bola Indonesia Resmi Lepas dari Sanksi FIFA, Diumumkan oleh Presiden Jokowi
2. Masjid Agung Tanara
Menurut informasi, Masjid Agung Tanara menjadi tempat peninggalan dari Sultan Maulana Hasanuddin yang dahulu menjadi rapa pertama di Banten.
Konon katanya, jejak dakwah islam Banten pertama kali terjadi di Masjid Agung Tanara.
Memiliki bentuk unik dan klasik, Masjid ini mampu menarik perhatian pengunjung untuk datang.
Bertempat di Kampung Tanara, Serang Banten, jarak masjid ini tidak jauh dari kediaman Wakil Presiden Kiyai Ma’aruf Amin.
Baca Juga: Bintang Manchester City Erling Haaland disebut-sebut manusia robot dan Diminta Keluar dari Inggris
3. Wisata Makam Syekh Abdul Jabbar
Syekh Abdul Jabbar menjadi ulama yang berpengaruh besar dalam pembentukan Kabupaten Pandeglang, rupayanya beliau tdak sendiri dan dibantu oleh Sultan Syarif Hidayatullah.
Lokasi pemakaman ini berada di Kampung Pasir Kecapi, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Karangtanjung Pandeglang, Banten.
Hal yang harus diperhatikan oleh pengunjung saat berziarah yaitu kapasitas makam yang hanya bisa menampung kurang lebih 20 orang di setiap kunjungan.
Pengunjung yang datang bersama rombongan diharapkan dapat tertib dan kondusif agar tempat Makam Syekh Abdul Jabbar tetap terjaga.
Baca Juga: Sayangkan Penggunaan Gas Air Mata, Ahmad Bustomi Ungkap Senjata Polisi yang Ditakuti Aremania
4. Batu Qur’an
Selanjutnya wisata religi yang bisa dikunjungi saat Maulid Nabi adalah Batu Qur’an yang terletak di bawah kaki Gunung Karang, Pandeglang.
Tempat yang banyak di kunjungi oleh wisatawan ini memiliki sebuah kepercayaan bahwa hanya orang memiliki ilmu tinggi yang bisa melihat tulisan Al-Qur’an.
Menurut cerita, penamaan Batu Qur’an berasal dari munculnya batu besar yang bertuliskan Al-Qur’an di tempat itu. Tapi jika diperhatikan lebih dalam, tak muncul tulisan terpampang di sisi batu tersebut.
Cerita lain ialah batu itu ada sebagai penghalang keluarnya air yang terus mengalir dari dalam tanah.
Masyarakat Banten percaya bahwa tempat itu dulunya merupakan bekas kaki dari Syekh Maulana Mansyuruddin. Karena saat hendak pergi haji, beliau sempat menginjakkan kaki di lokasi itu.
Kejernihan air menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk datang ke Batu Qur’an.
Baca Juga: Airlangga dan Puan Memang Sudah Bertemu tapi PDIP Tetap Sulit Masuk Koalisi KIB
5. Abuya Ahmad Histomi
Abuya Ahmad Histomi mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan agama islam, Selain itu, beliau juga mendirikan pesantren Al-Hidayah.
Ketika acara haul Buya Histomi selalu ramai dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti anggota DPR RI. Membuktikan bahwa banyak masyarakat ingin mengetahui sosoknya.
Untuk okasi pemakama Abuya Ahmad Histomi terletak di Cisantri, Pandeglang. Banten.
Baca Juga: Rossa Bagikan Momen Video Call dengan Lesti Kejora, Warganet: Tatapannya Sedih, Senyumnya Kaku
6. Makam Syekh Muhammad Sholeh
Makam ini terletak di Gunung Santri Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten.
Syekh Muhammad Sholeh merupakan Santri dari Sunan Ampel, setelah mendapat banyak ilmu agama, beliau lalu menemui Sultan Syarif Hidayatullaj atau lebih populer dikenal Sunan Gunung Jati (Orang tua dari Sultan Hasanudin) yang pada saat itu menjadi penguasa Cirebon.
Syekh Muhammad Sholeh meninggal di usia 76 tahun dan sebelum meinggal, beliau berpesan kepada santrinya bahwa ingin dimakamkan di Gunung Santri.
Baca Juga: Anies Baswedan Puji Pemerintahan SBY ketika Bertemu dengan AHY, Tanda Jadian?
7. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin
Wisata religi kali ini berlokasi di daerah Cikaduen, Saketi, Pandeglang, Banten.
Syekh Maulana Mansyuruddin merupakan sosok populer dengan sebutan Sultan Haji. Beliau adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa (Raja Banten ke 6).
Pada zamannya, beliau menyebarkan ajaran agama silam ke selatan pesisir laut dan berbagai daerah terutama Banten.
Meninggal dunia pada tahun 1672 M. Beliau dimakamkan di Cikaduen, Saketi, Pandeglang, Banten.hingga saat ini, makam beliau sering dikunjungi oleh penziarah dan dikeramatkan.
Baca Juga: Siapkan Inovasi, Posyantek Kotasari Diberikan Penguatan Kelembagaan
8. Makam KH. Asnawi
KH. Asnawi yang biasa disebut Mama Asnawi merupakan seorang pejuang dan masih keturunan ke 17 dari Sultan Ageng Mataram atau Raden Fattah.
Lokasi makam beliau terletak di Kampung Caringin, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten.
KH. Asnawi dikenal sebagai seorang ulama dan Jawara yang sakti yang disegani oleh Belanda.
Ketika beliau wafat, banyak penziarah baik dari wilayah Banten maupun luar daerah berdatangan.
Bahkan terdengar cerita dari penziarah yang melihat Bahwa Masjid Salagiah Caringin mengeluarkan cahaya memenuhi ruangan.
Menurut sejarah, Masjid Caringin sudah mencapai usianya hampir 200 tahun.
Baca Juga: Yuk Diintip Berapa Banyak Daftar Kekayaan Dendi Ramadhon Bupati Pesawaran
9. Syekh Waliyudin
Objek wisata religi yang selalu ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan adalah Pulau Cangkir di Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tanggerang.
Sepanjang jalan menuju makam, mata disuguhkan oleh pemandangan hutan mangrove dan pengunjung dapat melihat secara langsung kehidupan nelayan,
Berdasrkan cerita masyarakat, di dalam pulau Cangkir ada makam seorang ulama besar bernama Panggeran Jaga lautan atau Syekh Waliyuddin.
Mengenai asal usulnya, dahulu pulau tersebut hanya daratan yang terpisah dari pulau Jawa. Hingga akhirnya masyarakat membuat jalan untuk mempermudah penziarah yang datang.
Baca Juga: Petugas Kebencanaan Kerahkan Perahu Karet Evakuasi Warga Terdampak Banjir
Pembuatan jalan berlangsung pada tahun 1995, didasari dari hasil swadaya penduduk setempat dengan pengurus situs sejarah.***















