BANTENRAYA.COM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak terus memaksimalkan keberadaan Bank Sampah Induk sebagai sarana memilah dan memilih sampah yang bermanfaat.
Bank Sampah Induk juga menjadi program rutin dari Dinas Lingkungan Hidup untuk menabung sampah di tempat tersebut agar sampah itu suatu saat dapat bernilai ekonomis.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Lebak, Nana Mulyana menyampaikan, pemilahan sampah biasa dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup setiap hari Jum’at oleh anggota Bank Sampah Induk.
Sampah terpilah dapat diolah kembali jadi sesuatu hal yang ekonomis. Pada akhirnya nanti sampah tersebut akan dijual ke mitra Bank Sampah Induk seperti dari pabrik-pabrik dan sejenisnya.
Baca Juga: Dugaan Korupsi DD Desa Bintangsari Dilaporkan ke Kejari Lebak
“Pegawai DLH setiap hari Jum’at wajib membawa sampah yang sudah terpilah untuk diolah ke Bank Sampah Induk. Dengan Bank Sampah Induk ini anggota dapat memiliki tabungan untuk sampah yang bisa didaur ulang agar lebih bernilai ekonomis kemudian tentunya dapat mengurangi jumlah sampah yang ada,” katanya.
Bank Sampah Induk di Lebak punya cabang di beberapa desa semisal di Aweh, Cimangeunteung, Sajira, dan Muncang. Hal ini pelaksanaannya mengacu pada Perda Nomor 4 tahun 2018 tentang Pengelolalan Sampah di antaranya membentuk bank sampah salah satunya desa wajib menyediakan sarana dan prasarana, desa wajib menyediakan sumber daya manusia yang dapat mengelolanya, dan desa wajib menyediakan Bank Sampah Induk.
“Dengan Perda tersebut tentunya DLH dapat membina Bank Sampah di desa-desa agar kelompok binaan tersebut dapat menjual sampah yang bernilai jual dan ekonomis” tambah Nanang Mulyana.
Baca Juga: Terungkap, Rizky Billar Sempat Beli Barang Mewah Ini, Ekspresi Lesti Kejora Bikin Gagal Fokus
Dinas Lingkungan Hidup juga mengedukasi kepada satuan pendidikan seperti jenjang SD, SMP, dan SMA agar di sekolah mereka memiliki tempat sampah organik dan non-organik. Dengan tujuan mereka bisa memilah sampah mana yang organik dengan sampah yang non-organik. “Kami juga senantiasa menghimbau agar di sekolah-sekolah juga mampu memilah sampah yang tergolong organik maupun non-organik agar suatu saat dapat mengurangi sampah dan menjadikan sampah bernilai ekonomis melalui Bank Sampah,” ungkap Nana Mulyana. (mg-finka)**