BANTENRAYA.COM – Sebagian umat Islam masih ada yang mempercayai bahwa amalan 1 Muharram ialah puasa pada akhir tahun dan awal tahun, bagaimana jawaban Buya Yahya?
Artikel ini akan menyajikan jawaban Buya Yahya terkait amalam 1 Muharram yakni puasa akhir tahun dan awal tahun.
Dikutip bantenraya.com dari akun Twitter resmi Buya Yahya @Buya_Albahjah, banyak riwayat-riwayat yang tidak benar disusupkan pada Islam, tetapi banyak dipegang oleh kaum muslimin, terkait amalan 1 Muharram, puasa akhir tahun dan awal tahun.
Baca Juga: Malam 1 Suro Adalah Malam Apa?
“Termasuk puasa di akhir tahun dan di awal tahun akan diampuni. Ini jelas bohong riwayat semacam itu,” jawab Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan bahwa awal tahun dan akhir tahun itu ada pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab, bukan pada zaman Nabi.
“Yang mencetuskan awal tahun baru, Sayyidina Umar, Khalifah Umar bin Khattab,” ungkap Buya Yahya.
Baca Juga: Kumpulan Pantun dengan Tema Tahun Baru Islam 1444 Hijriah yang Religius dan Penuh Makna
Kemudian, Buya Yahya menegaskan untuk amalan bulan Muharram cukup bersandar dengan hadis Nabi yang mengatakan bahwa puasa yang paling bagus setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.
“Ini sudah cukup, tidak usah pakai riwayat-riwayat palsu, riwayat-riwayat aneh,” tutur Buya Yahya.
Adapun masalah puasa akhir tahun dan awal tahun, Buya Yahya menjawa dengan tegas hal itu tidak dibenarkan.
Baca Juga: Untirta Evaluasi Pelaksanaan PMB 2022, Hasilnya?
Selanjutnya, Buya Yahya menerangkan terkait membaca ayat kursi dan sebagainya pada bulan Muharram tidak ada masalah.
“Kalau ada orang mengatakan, wahai santriku bacalah Yasin 16x, tidak ada masalah, asalkan jangan ngomong Rasulullah menganjurkan begini, tidak boleh dinisbatkan kepada Nabi,” imbuhnya.
Buya Yahya menambahkan apabila hal itu untuk menyuruh para santri karena hari libur lebih baik membaca Yasin 16 kali, hal itu dibolehkan.
Baca Juga: Deretan Dugaan Kecurangan PPDB 2022 Tingkat SMA dan SMK di Banten Versi Ombudsman
Namun, Buya Yahya menerangkan apabila anjuran tersebut dinisbatkan kepada Nabi, hal itu jatuhnya dusta dan itu tidak dibolehkan dan dilarang.
Seandianya guru menyuruh murid untuk membaca ayat kursi atau mengkhatamkan Al Quran sebanyka tiga kali sepanjang Muharram, Buya Yahya menjawab hal itu boleh dengan syarat tidak boleh dinisbatkan kepada Rasulullah.
Sehingga, Buya Yahya mengingatkan kepada umat Islam bahwa harus waspada terhadap musuh-musuh yang mencari celah yang ingin membuat permusuhan.
Baca Juga: 3 Larangan Pada Malam 1 Suro Menurut Keyakinan Jawa, Konon Ajang Makhluk Astral Berpesta
“Sehingga ada amalan-amalan yang memang seharusnya kita sadar bahwa ada sandarannya yang tidak benar, bahkan ada riwayat palsu, tidak perlu kita ambil,” pungkasnya.
Terakhir, Buya Yahya berpesan untuk menghindari riwayat-riwayat palsu tentang amalan pada bulan Muharram yang dinisbatkan kepada Rasulullah.***

















