BANTENRAYA.COM – PT Berkah Manis Makmur (BMM) melakukan ekspor perdana gula rafinasi untuk kebutuhan industri sebanyak 55 ribu ton ke Vietnam.
Adapun total kuota ekspor sampai dengan akhir tahun sebanyak 100 ribu ton sesuai dengan izin yang didapat.
Komisaris PT BMM Albert Yusuf Tobogu mengatakan, pelepasan perdana ekspor gula rafinasi tersebut merupakan sejarah pertama bagi PT BMM bisa go global dan go internasional.
Baca Juga: Cinta Tanah, Tiga Napi Teroris di Serang Ikrar Setia NKRI
“Sesuai izin dari pemerintah ada tahap pertama dan tahap berikutnya untuk ekspor ini,” ujar Albert di kantor PT BMM Jalan Raya Jakarta-Serang, Kecamatan Cikande, Senin 20 Juni.
Ia menjelaskan, PT BMM baru beroperasi kurang lebih 10 tahun tepatnya pada 2013 lalu dan selama ini penjualan gula rafinasi masih di pasar lokal.
“Kita bersyukur PT BMM bisa mendirikan pabrik gula berbasis tebu. Kami punya moto bersama Tuhan BMM pasti bisa,” katanya.
Baca Juga: Capaian Akta Kelahiran Usia 0 Hingga 18 Tahun di Kota Cilegon Capai 91 Persen
Direktur Operasional PT BMM Herman Manua mengatakan, dengan dilakukannya ekspor gula rafinasi tersebut menujukan bahwa PT BMM dapat memenuhi kualitas ekspor untuk komoditas gula rafinasi.
“Kita canangkan 55 ribu ton ini bisa selesai dalam satu bulan, setelah itu kita akan lanjut lagi sesuai kuota izin yang kita dapat 100 ribu ton,” katanya.
Selain dari Vietnam, Herman mengungkapkan, permintaan ekspor dari negara lain juga ada namun pihaknya memilih harga yang terbaik.
“Untuk bahan baku kita aman. Kalau harga jual yang ekspor perdana hari ini 620 dollar per ton. Target pasar kita banyak salah satunya Jepang,” tuturnya.
Kepala Kantor Bea Cukai Merak Bapak Beni Novri mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan ekspor yang dilakukan oleh PT BMM dengan memberikan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
“Ekspor ini sangat mendukung dalam rangka meningkatkan devisa negara. PT BMM ini juga sudah didukung dengan pabrik tebu di Jawa Timur. Untuk kuota ekspor disesuaikan dengan permintaan dan sampai akhir tahun permintaannya 100 ribu ton,” ujar Beni.***