BANTENRAYA.COM – Kekerasan yang menimpa salah satu dosen FISIP UI, Ade Armando pada unjuk rasa Senin 11 April 2022, mendapat tanggapan dari Imam di Islamic Center of New York, AS, Imam Syamsi Ali.
Melalui akun Instagram-nya @imamshamsiali, Imam Syamsi Ali mengecam keras kekerasan yang menimpa Ade Armando pada unjuk rasa kemarin.
“Kekerasan yang dilakukan kepada siapapun dan untuk tujuan apapun tidak dibenarkan,” tulis Imam Syamsi Ali.
Baca Juga: Tinggal Klik! Link Download Minecraft Beta v.1.18.0 Gratis dan Resmi Mojang Studios
Imam Syamsi Ali mengatakan meskipun terdapat perbedaan mendasar dengan Ade Armando, ia tetap tidak membenarkan segala bentuk kekerasan.
“Saya ingin segala sesuatu tetap direspons sesuai akhlak dan hukum yang ada,” ujar Imam Syamsi Ali.
Meskipun menyatakan kecaman keras terhadap kekerasan yang menimpa Ade Armando, Imam Syamsi Ali mempertanyakan kehadiran Ade di tengah massa aksi.
Baca Juga: CEK DI LINK INI! Apakah Anda Menjadi Penerima BSU Rp1 Juta Cair April 2022 atau Tidak
“Namun kehadirannya di tengah massa seperti ini wajar dipertanyakan dan pastinya tidak bijak,” ungkap Imam Islamic Center of New York tersebut.
Selain mengecam kekerasan yang dilakukan terhadap Ade Armando, Imam Syamsi Ali terus memberikan dorongan dan semangat kepada para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa kemarin.
“Untuk adik-adik mahasiswa saya dukung 100 persen karena harusnya memang demikian,” imbuhnya.
Baca Juga: Naskah Ceramah Singkat Ramadhan, dengan Tema Cara atau Kiat untuk Bangun Sholat Malam
Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu pun mengatakan bahwa aksi mahasiswa itu murni dari dorongan untuk membela kepentingan bangsa dan negara.
“Menyelamatkan konstitusi dan demokrasi dari upaya perongrongan pihak-pihak yang punya kepentingan,” tegasnya.
Dari Manhattan, Imam Syamsi Ali menegaskan dukungannya terhadap mahasiswa yang menggelar unjuk rasa kemarin.
Baca Juga: Jadwal Imsak, Sholat dan Buka Puasa untuk Wilayah Serang Banten Selasa 12 April 2022
“Saya juga mendukung teman-teman mahasiswa yang memperjuangkan hak-hak masyarakat luas yang termarjinalkan,” terangnya.
Terakhir, Direktrur Jamaica Muslim Center mendorong sekaligus mengingatkan para mahasiswa untuk mengawal negeri tetapi dengan tidak melanggar aturan.
“Teruslah bergerak mengawal negeri, tentu dalam kawalan hukum dan aturan yang ada, jangan melanggar aturan dengan melakukan kekerasan dan anarkis,” pungkasnya.***

















