BANTENRAYA.COM – Kultum Ramadhan dan Ceramah Singkat bisa disampaikan dalam kegiatan menjelang subuh, tarawih, atau menjelang berbuka puasa.
Dalam artikel ini terdapat Kultum Ramadhan dan Ceramah Singkat yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai pertemuan keagamaan.
Kultum Ramadhan dan Ceramah Singkat kali ini memiliki tema tentang Mempererat Ukhuwah dan Larangan Saling Mencela.
Seperti diketahui, dianjurkan dalam Islam untuk mempererat tali silaturrahmi dan saling menjaga sesama muslim.
Kultum Ramadhan dan Ceramah Singkat dengan tema Mempererat Ukhuwah dan Larangan Saling Mencela bertujuan untuk menumbuhkan keakraban dan hubungan erat di antara muslim lainnya.
Berikut naskah lengkap Kultum Ramadhan dan Ceramah Singkat dengan Tema Mempererat Ukhuwah dan Larangan Saling Mencela.
Jamaah Rahimakumullah…
Islam datang untuk menghilangkan sekat-sekat perbedaan. Dalam pandangan Islam, tak ada bangsa, golongan, suku, dan warna kulit yang lebih unggul satu dengan yang lainnya.
Begitu mereka mengaku sebagai Muslim, mereka sama derajatnya. Mereka adalah hamba Allah, yang diikat dengan satu kalimat yang sama, kalimat “Laa ilaaha illallah Muhammadarrasulullah”.
Siapa yang telah bersaksi dengan kalimat tauhid itu, maka dia adalah saudara. Saudara seiman, saudara seakidah, karena tuhannya sama, Allah SWT. Rasul yang diutus kepada kita sama, Muhammad SAW. Kitabnya sama, Alquranul Kariim. Dan arah kiblatnya sama, Ka’bah di Makkah al Mukaromah.
Allah SWT berfirman: Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah di antara saudarasaudara kalian (QS al-Hujurat [49]: 10).
Terkait ayat di atas, Imam Ali ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafâsir antara lain menyatakan, “Persaudaraan karena faktor iman jauh lebih kuat daripada persaudaraan karena faktor nasab.”
Rasulullah SAW gambarkan bagaimana umat Islam seharusnya bersikap terhadap sesama Muslim. Sabda beliau: “Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam hal kasih sayang, sikap welas asih dan lemahlembut mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh lainnya akan merasakan panas dan demam.” (HR Abu Dawud).
Jamaah Rahimakumullah…
Maka, haram bagi Muslim saling mencela, menyakiti, apalagi saling membunuh.
Baginda Rasulullah SAW bersabda: Mencela seorang Muslim adalah kefasikan, sementara membunuhnya adalah
kekufuran (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan, begitu berharganya persaudaraan dalam Islam itu, jangankan menyakiti dan membunuh, menakut-nakuti saja pun dilarang. Sabda Nabi SAW:
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR Abu Dawud)
Maka, sebagai saudara, Islam menuntut kita menunjukkan rasa persaudaraan kita. Saling membantu dan tolong-menolong, saling menghilangkan kesulitan, bahkan sekadar menutup aib saudaranya.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti.” (Muttafaq a’laih).
Karena itu, waspadalah terhadap tipu daya setan dan musuh-musuh Islam yang menginginkan umat Islam terpecah, berbenturan, dan akhirnya saling bermusuhan.
Hati-hati terhadap fitnah-fitnah yang bertebaran yang memprovokasi, agar sesama Muslim saling menyakiti dan mencaci maki. Tinggalkan fanatisme buta berkelompok. Ingat pesan Nabi SAW:
“Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa yang keluar dari ketaatan dan memecah-belah jamaah (umat Islam), lalu mati, dia mati dalam keadaan mati jahiliyah. Siapa yang terbunuh di bawah panji buta, dia marah untuk kelompok dan berperang untuk kelompok, dia bukan bagian dari umatku. Siapa saja yang keluar dari umatku untuk memerangi umatku, memerangi orang baik
dan jahatnya, serta tidak takut akibat perbuatannya atas orang Mukmin dan tidak memenuhi perjanjiannya, dia bukanlah bagian dari golonganku.”(HR Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan an-Nasai).
Oleh karena itu, mari pererat persaudaraan! Jangan perkuat perbedaan, tapi perbesar persamaan! Buat Rasulullah SAW bangga dengan kita, yang saling berkasih sayang atas dasar iman, meski beliau sudah di alam sana.
Semoga Allah SWT mengikatkan hati-hati kita dalam keimanan. Aamiin.
Naskah aslinya bisa dilihat di seruanmasjid.com. ***

















