BANTENRAYA.COM – Selain pengaruh Soekarno dan M Hatta, kemerdekaan Indonesia juga tidak bisa terlepas dari peranan dan jasa seorang Mohammad Natsir.
Pada 3 April 1950, Mohammad Natsir dengan Mosi Integral-nya berhasil menyatukan kembali Indonesia yang saat itu hampir terancam bubar yang disebabkan oleh hasutan penjajah.
Jasa dan peranan yang dilakukan oleh Mohammad Natsir bagi Indonesia merupakan semangat budaya ilmu yang tumbuh dalam dirinya.
Baca Juga: Akhirnya! Pemerintah Izinkan Suporter Masuk Stadion di Sisa Laga Liga 1
Tanpa semangat budaya ilmu yang Mohammad Natsir tanam dalam dirinya, bangsa Indonesia mungkin tidak mengenal peranan besar yang telah Ia torehkan dalam bingkai sejarah Indonesia.
Dikutip Bantenraya.com dari buku Patah Tak Tumbuh Hilang Tak Berganti karya Hadi Nur Ramadhan, diceritakan Mohammad Natsir sempat mendapatkan tawaran beasiswa ke Belanda untuk melanjutkan studinya.
Tawaran beasiswa ke Belanda itu tidak Natsir ambil, ia memilih belajar agama kepada Ahmad Hassan yang saat itu menjadi tokoh penting Persatuan Islam.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Mudah Bikin Stiker WhatsApp, Pakai WA Web Gratis dan Tanpa Aplikasi Tambahan
Natsir berkeyakinan bahwa dengan menguasai agama sudah pasti akan menguasai ilmu-ilmu yang lain.
“Kalau Natsir mengambil beasiswa di Belanda belum tentu dia menguasai agama,” ungkap Hadi Nur Ramadhan.
Selama hidupnya, Mohammad Natsir tidak pernah berhenti belajar sama sekali.
Baca Juga: Bikin Emosi! Asyik Main HP, Ayah Ini Tak Sadar Anaknya Terjungkal ke Lantai
Hal ini sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan bahwa menuntut ilmu dimulai dari masih dalam gendongan dan berakhir ketika jasad telah menyatu dengan tanah.
“Dalam usia 80-an, beliau masih tetap membaca kitab-kitab tafsir selepas salat Tahajud,” ujar Hadi.
Semasa hidupnya, ada tiga buku tafsir Alquran yang tidak pernah lepas dari bahan bacaan seorang Mohammad Natsir.
Pertama, tafsir Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutb. Kedua, tafsir Ibnu Katsir dan ketiga adalah tafsir al-Furqon karya Ahmad Hassan guru Mohammad Natsir.
Begitulah kecintaan Mohammad Natsir terhadap ilmu, sehingga di usia senjanya ia tetap menjadikan buku menjadi teman duduknya.
Kesungguhan Mohammad Natsir pada ilmu menjadikan jasa dan peranannya tak bisa dilupakan oleh segenap bangsa Indonesia.
Baca Juga: Link Nonton A Business Proposal Episode 3, Lengkap dengan Sinopsis dan Jadwal Tayang
Hal ini membenarkan firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang berilmu derajatnya lebih tinggi daripada yang tidak berilmu.
Melihat peranan yang begitu besar, pemerintah pada tahun 2008 menyematkan gelar Pahlawan Nasional untuk Mohammad Natsir. ***