BANTENRAYA.COM – Pemerintah pusat melalui Kementrian Sosial selama ini menggulirkan bantuan pangan non tunai (BPNT).
Dalam program bantuan pangan non tunai (BPNT) ini, Kemensos mentrasfer uang ke keluarga penerima manfaat atau KPM sebesar Rp200 ribu per bulan.
Oleh KPM BPNT, uang bantuan tersebut diharuskan dibelikan komoditi pangan yang mencakup unsur karbohidrat seperti beras, kalori seperti daging, protein misalnya ikan dan buah-buahan.
Baca Juga: Helldy Agustian: Pemuda Cilegon Harus Paham Nilai Pancasila
Namun pada praktiknya, pola seperti ini dinilai Menteri Sosial Tri Rismaharani tidak efektif. KPM yang merupakan warga miskin harus membeli komoditi yang lebih mahal di tempat belanja yang dinama e Warong.
Pada Mei 2021, dalam raker dengan Komisi VIII DPR RI, Mensos mengutarakan akan memperbaiki penyaluran BPNT.
Kata Risma, pihaknya menemukan praktik penjualan komoditi di e warong yang mahal.
Sebagai penggantinya, Mensos Risma berencana mennggant e warong dengan aplikasi.
Baca Juga: Gelar Uji Laboratorium, Bareskrim Polri Usut Konten Video Trading Indra Kenz yang Dihapus
“Untuk e warong akan saya hapus, karena saya melihat sendiri dengan Pak Menko waktu itu, di e warong di Solo, masyarakat beli telur Rp27 ribu per kilogram. Terus saya jalan dan tanya ke warung lain ternyata telur hanay Rp18.500. Warga miskin beli lebih mahal,” jelasnya dikutip dari video youtube metrotvnews yang diunggah pada 25 Mei 2021.
Dikatakan Risma, orang miskin membeli lebih mahal. “Karena kita menetapkan disanalah (E warong) penerima harus beli barang,” jelasnya.
Baca Juga: Ketua PAN Banten Desak Menag Yaqut Minta Maaf Soal Pernyataan Toa Masjid dan Gonggongan Anjing
Solusinya kata Risma, Kemensos akan menyiapkan aplikasi pengganti e warong. “Dengan HP saja nani, penjual tinggal klik untuk belanja,” pungkasnya. ***