BANTENRAYA.COM – Pejabat Korea Utara baru-baru ini menuntut sampel tulisan tangan dari ribuan penduduk di Pyongyang.
Tuntutan pejabat Korea Utara itu muncul setelah munculnyan grafiti Kim Jong Un di sebuah apartemen di Pyongyang dengan bertuliskan kata-kata kasar terhadap sang pemimpin.
Bukan hanya itu, grafiti tersebut juga menyalahkan Kim Jong Un atas terjadinya kelaparan di Korea Utara.
Pesan tulisan itu muncul di dinding sebuah gedung apartemen di distrik Pyongchon, Pyongyang pada 22 Desember 2021.
Menurut situs berita Daily NK, isi tulisan grafiti itu berbunyi, ‘Kim Jong Un, s*al*n. Orang-orang mati kelaparan karena Anda’.
Dikutip Bantenraya.com dari Daily Mail pada Selasa 4 Januari 2022, melaporkan bahwa grafiti itu muncul saat pertemuan tingkat tinggi Partai Buruh Korea yang berkuasa di ibu kota negara.
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Etiqah Mantan Finalis Masterchef Malaysia yang Bunuh ART
Kementerian Keamanan Negara Korut akhirnya mengirimkan agen mereka untuk menutup lokasi dan menghapuskan grafiti tersebut.
Grafiti tersebut diyakini menjadi bukti publik sudah muak dengan pengetatan aturan yang diterapkan pemerintah atas nama pencegahan penularan Covid-19.
Aparat keamanan pun siaga penuh karena grafiti bermuatan kritik ini muncul menjelang rapat pleno keempat Komite Pusat Partai Buruh Korea Utara.
Baca Juga: Ciaaat! Krisdayanti Posting Aksi Main Jurus Olahraga Wushu
Dan sumber juga mengatakan bahwa aparat menganggap serius insiden ini karena terjadi ketika agenda politik Korea Utara sedang padat, mulai dari peringatan wafat Kim Jong-il hingga ulang tahun Ibunda Kim Jong-il.
Kementerian Keamanan Negara Korea Utara juga langsung mengarahkan segala daya upaya untuk menemukan pelaku penggambar grafiti tersebut.
Bahkan dilaporkan sudah melakukan analisis tertulis terhadap para pekerja di pabrik lokal dan siswa di sekitar lokasi tersebut sejak 23 Desember 2021.
Selama ini, Korea Utara melarang segala tindakan yang mengkritik langsung pemimpin negara,
Pihak berwenang sudah beberapa kali mengadili pengkritik dengan dakwaan terkait kejahatan terhadap negara atau penghasutan.
Para pelaku biasanya dikirim ke kamp penjara politik dan beberapa dari mereka bahkan dieksekusi mati.
Baca Juga: Link Download Kalender Jawa Tahun 2022, Lengkap dengan Weton, Praktis dan Mudah Dimengerti
Misalnya pada maret 2018 lalu seorang kolonel di Departemen Staf Umum dieksekusi di hadapan publik setelah mengkritik rezim Kim Jong-un melalui grafiti di Teater April 25 House Of Culture di Pyongyang. ***