BANTENRAYA.COM – Kota Cilegon di Provinsi Banten dan Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur merupakan dua kota industri penting di Indonesia.
Meski keduanya memiliki basis ekonomi berbeda, Kota Cilegon dikenal sebagai kota baja, sementara Balikpapan sebagai kota minyak.
Keduanya sama-sama menjadi tulang punggung ekonomi daerah dan nasional.
Berikut ini perbandingan lengkap Kota Cilegon dan Kota Balikpapan dari berbagai aspek, dilansir Bantenraya.com dari kanal YouTube Lulus SMA.
BACA JUGA: Dukungan untuk Kepala SMA Negeri 1 Cimarga Terus Mengalir, Kali Ini dari Influencer Rangkasbitung
1. Sejarah dan Letak Geografis
Cilegon berdiri pada 27 April 1999 dan terletak di ujung barat Pulau Jawa, berbatasan langsung dengan Selat Sunda.
Posisinya yang strategis membuat Cilegon berkembang pesat sebagai kawasan industri berat, terutama baja dan kimia.
Sementara itu, Kota Balikpapan berdiri jauh lebih awal, yakni pada 10 Februari 1897.
Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan dan dikenal sebagai gerbang utama menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
Letaknya yang strategis menjadikan Balikpapan pusat logistik dan bisnis energi nasional.
2. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Dari sisi geografis, Balikpapan lebih luas dengan wilayah mencapai 503,3 km², sedangkan Cilegon memiliki luas hanya 162,5 km².
Namun, dari sisi kepadatan penduduk, Cilegon lebih padat dengan 2.900 jiwa per km² dibandingkan Balikpapan yang hanya sekitar 1.500 jiwa per km².
Jumlah penduduk Cilegon mencapai 470,3 ribu jiwa, sedangkan Balikpapan memiliki 747 ribu jiwa, menunjukkan bahwa Balikpapan menjadi salah satu kota metropolitan penting di Kalimantan Timur.
3. Kinerja Ekonomi dan PDRB
Dari sisi ekonomi, Balikpapan unggul secara total dengan PDRB sebesar Rp143 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan Cilegon yang mencapai Rp129,5 triliun.
Namun, dari PDRB per kapita, Cilegon jauh lebih tinggi yakni sekitar Rp287,5 juta per tahun, menandakan produktivitas ekonomi per orang yang lebih besar, didorong oleh industri berat seperti baja dan petrokimia.
Sementara itu, Balikpapan memiliki perekonomian yang lebih beragam, didominasi oleh sektor migas, perdagangan, dan jasa, terutama karena posisinya sebagai pusat logistik menuju IKN.
4. Kesejahteraan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Dalam aspek kualitas hidup, Balikpapan lebih unggul dengan IPM mencapai 82,03, yang masuk kategori sangat tinggi di Indonesia.
Sedangkan Cilegon memiliki IPM 75,14, masih dalam kategori tinggi, namun menunjukkan masih ada ruang peningkatan di bidang pendidikan dan layanan publik.
Dari angka kemiskinan, Balikpapan lebih rendah yakni 2,23%, sedangkan Cilegon 3,98%. Meski begitu, angka kemiskinan Cilegon tergolong kecil untuk ukuran kota industri padat penduduk.
5. Upah Minimum dan Ketenagakerjaan
Dari segi penghasilan, Cilegon mencatatkan upah minimum kota (UMK) sebesar Rp4.815.200, lebih tinggi dibandingkan Balikpapan yang berada di Rp3.475.595.
Namun, dari sisi tingkat pengangguran, keduanya hampir seimbang. Cilegon memiliki tingkat pengangguran 6,08%, sementara Balikpapan 6,09%.
Hal ini menunjukkan tantangan serupa dalam penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
6. Pertumbuhan Ekonomi dan Penduduk
Kota Cilegon mencatat pertumbuhan ekonomi 4,82%, sedikit lebih tinggi dibandingkan Balikpapan yang juga tumbuh stabil berkat proyek-proyek besar di sekitar IKN.
Pertumbuhan penduduk keduanya relatif mirip, dengan Cilegon 1,37% dan Balikpapan 1,26% per tahun, menandakan dinamika sosial ekonomi yang stabil.
Baik Cilegon maupun Balikpapan sama-sama menjadi simbol kota industri yang sukses beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Cilegon unggul dalam produktivitas industri dan nilai ekonomi per kapita, menjadikannya pusat manufaktur baja dan kimia yang kuat di barat Indonesia.
Balikpapan, di sisi lain, menjadi pionir energi dan logistik nasional, apalagi dengan perannya yang vital sebagai gerbang menuju Ibu Kota Nusantara.***