BANTENRAYA.COM – Saham Bank Banten terus mengalami koreksi cukup dalam di 3 hari terakhir mencapai 26 persen.
Nilai saham Bank Banten turun pada Senin 25 Maret 2024 menjadi Rp45 per lembar saham, kemudian turun lagi pada Selasa 26 Maret 2024 menjadi Rp41 per
lembar saham.
Tren negatif saham Bank Banten terus berlanjut hingga Rabu 27 Maret 2024 menjadi Rp37 per lembar saham.
Pengamat ekonomi Banten Hady Sutjipto mengatakan, meskipun kinerja Bank Banten mengalami perbaikan sepanjang 2023, tidak menjamin performa saham akan moncer.
Hal itu akan sangat bergantung juga pada sentimen dan
kondisi pasar saham secara global.
“Memang, pasar modal menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan, namun terkadang ada isu yang tidak relevan, belum lagi melihat kondisi saham global,” katanya melalui telepon seluler, Rabu 27 Maret 2024.
Ia melanjutkan, Bank Banten sejauh ini sudah menerapkan sejumlah kebijakan guna mendorong perbaikan untuk penyehatan bank meski harga saham di pasar mengalami penurunan.
“Bahkan saham unggulan juga bisa turun, apalagi bukan saham unggulan,” imbuhnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Banten lainnya Bambang Dwi DS menambahkan, di 2023 Bank Banten menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan berhasil mencatatkan pengurangan penyisihan kerugian penurunan nilai aset sebesar Rp 17,49 miliar.
“Namun, di sisi lain, bank ini mengalami penyusutan total aset sebesar 5,84 persen year-on-year menjadi Rp 6,8 triliun,” ujar Bambang.
Ia menyebut, penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya simpanan giro di Bank Indonesia, dari Rp558,17 miliar menjadi hanya Rp279,9 miliar.
Pararel dengan kondisi keuangan yang menantang ini, harga saham Bank Banten juga mengalami penurunan.
Jika di analisis penuruanan harga saham bank Banten, investor melihatnya sebagai fundamental yang lemahmenyebabkan harga saham turun.
“Ini mencakup analisis terhadap kesehatan finansial perusahaan, prospek pendapatan, dan efisiensi operasional,” ungkapnya.
“Para investor dan analis menggunakan berbagai metrik untuk menilai prospek masa depan perusahaan, termasuk tingkat dividen, rasio kredit macet, PBV (Price to Book Value) masih kecil,” paparnya.
“EPS (Earnings Per Share) juga sangat kecil dengan jumlah saham Pemprov Banten 34.289.755.661 lembar saham, dan saham investor lain 17.580.682.605 lembar saham,” terang Bambang.
Masih kata Bambang, meskipun laba bank Banten Rp27,29 miliar tahun 2023, maka Earnings Per Share sangat kecil sekali.
“Oleh sebab itu, menurut para investor kinerja keuangan dan ekspektasi laba serta likuid atau tidak di bursa efek, memainkan peran kunci dalam menentukan apakah harga saham akan naik atau turun,” kata dia.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Banten Fadly Fatah mengatakan, harga saham perusahaan yang berada di bawah Rp50 menandakan banyak investor yang menjual saham perusahaan tersebut, karena tidak relevan dengan analisis teknikal maupun fundamental.
Baca Juga: CATAT! Daftar Kota dan Rute Mudik Gratis yang Disediakan Oleh Polri Untuk Lebaran 2024
“Artinya banyak yang menjual saham ini, karena para investor punya penilaian terkait teknikal dan fundamental perusahaan,” kata Fadly.
Seperti diketahui, Bank Banten akan mejalani program kelompok usaha bank (KUB) dengan Bank Jatim untuk memenuhi modal inti Rp3 triliun selambat-lambatnya pada 31 Desember 2024.
Hal itu tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 12 Tahun 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Kedua belah pihak bahkan telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait rencana tersebut. ***



















